Candi Kesiman Tengah, Situs Peninggalan Majapahit Berdiri Kokoh di Lahan Persawahan

Kamis 31-08-2023,07:35 WIB
Reporter : Fio Atmaja
Editor : Sujatmiko

Mojokerto, Disway.id - Candi Kesiman Tengah, yang terletak di Dusun Kesiman Tengah, Desa Kesimantengah, Kecamatan Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, masih terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat Mojokerto. Candi ini berada di tengah-tengah lahan persawahan yang dimiliki warga setempat.

Akses ke lokasi candi ini hanya dapat dilalui kendaraan roda dua. Candi ini dikenal penduduk sebagai "Candi Cungkup". Karena memiliki struktur yang relatif kecil, berbentuk atap dengan empat tiang, yang didirikan di atas makara.

"Makara" adalah istilah dalam bahasa Sanskerta yang merujuk pada makhluk legendaris dalam mitologi Hindu. Makara sering digambarkan dalam seni rupa Hindu-Buddha di wilayah Asia Selatan dan Tenggara.

Kisah Samudramanthana juga terdapat di Candi Kesiman tengah. (Foto : Fio Atmaja)-Fio Atmaja-
Berdasarkan beberapa sumber literatur, candi ini didirikan pada akhir masa kerajaan Majapahit. Meskipun telah berusia ratusan tahun, candi ini masih berdiri kokoh menghadap ke arah barat. Sisi timurnya berbatasan dengan tebing curam yang dilintasi sebuah sungai kecil.

Candi ini memiliki denah dasar berbentuk persegi dengan ukuran 7,2 x 7,15 meter. Konstruksi candi ini terbuat dari batu andesit dengan tinggi sekitar 5 meter. Candi ini terdiri dari tiga tingkat, yaitu kaki candi, badan candi, dan atap candi yang sayangnya telah mengalami kerusakan.
Gerbagerhana, tempat mediasi yang masih difungsikan untuk spiritual.-Fio Atmaja-

“Di bagian depan, tangga naik juga telah mengalami kerusakan, sementara di bagian badan candi terdapat pahatan dan relief. Beberapa relief berhasil diidentifikasi sebagai penggambaran dari kisah Samudramanthana,” ucap Juru pelihara Candi Kesiman Tengah, Warliyah.

Di candi tersebut juga terukir relief berupa gambar binatang kelinci yang melambangkan bulan, serta relief garuda dengan sayap yang terbentang di bagian belakang, lengkap dengan ular yang melintasi punggungnya.

“Jika relief garuda ini dihubungkan dengan cerita Samudramanthana, maka dapat dikaitkan bahwa cerita mengenai garuda juga memiliki hubungan dengan pencarian air suci,” ujarnya.

Menurutnya, candi yang terbuat dari batu dan menghadap ke arah barat memiliki relief yang menggambarkan kisah Samudramanthana. Hal ini menandakan bahwa candi ini didedikasikan untuk pemujaan Dewa Wisnu, atau dalam konteks agama Hindu Waisnawa.

“Gaya relief yang terlihat tidak terlalu menonjol, mirip dengan gaya akhir Kerajaan Majapahit,” katanya.

Warliyah menjelaskan, candi dari era Majapahit ini menggambarkan kisah Samudramanthana. Kisah Samudramanthana (dalam bahasa Sanskerta) merujuk pada proses pengadukan samudra susu.
-Fio Atmaja-

“Cerita ini termasuk salah satu bagian dari mitologi agama Hindu yang menjadi bagian yang terkenal dalam purana dan termasuk dalam naskah Adiparwa, yaitu parwa pertama dari Mahabarata,” terangnya.

Tidak hanya itu, di Candi Kesiman tengah juga terdapat pahatan-pahatan relief lainnya, termasuk relief Kinari-Kinara, relief dengan gambar hewan, dan relief Gana yang menggambarkan sosok putri dengan separuh tubuhnya berwujud binatang.

Pahatan relief ini tersebar di sepanjang dinding candi dan menggambarkan kehidupan di dunia surgawi. Selain itu, ada juga relief yang menggambarkan hewan, seperti hewan kelinci.

Relief-relief ini ditempatkan menghadap ke berbagai arah, dengan beberapa menghadap ke barat, beberapa ke timur, yang lain menghadap selatan, dan ada juga yang menghadap ke utara. “Hal ini mungkin memiliki arti sebagai simbol kerukunan dan saling menjaga,” bebernya.

Warliyah menambahkan, ada pula relief raksasa yang dikenal sebagai Kala, serta relief Gana yang digambarkan sebagai sosok raksasa. Mereka memiliki peran penting dalam menjaga kesucian bangunan tersebut. Di samping pahatan relief, di Candi Kesimantengah ini terdapat dua lubang yang dikenal dengan nama Gerbagerhana.

“Gerbagerhana memiliki fungsi dalam upacara ritual, dan bahkan hingga saat ini masih digunakan untuk semedi. Orang-orang sering menggunakan tempat ini untuk bersemadi, dengan cara masuk ke dalamnya,” imbuhnya.

Kategori :