Sugaly Art, Galeri Seni Mojokerto yang Mengubah Limbah Kayu Menjadi Mahakarya

Kamis 16-11-2023,10:35 WIB
Reporter : Fio Atmaja
Editor : Elsa Fifajanti

Mojokerto, Mojokerto.disway.id - Agus Suyono (48) seniman asal Desa Gebang Malang, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto sukses mendirikan galeri seni bernama Rumah Edukasi Limbah Sugaly Art.

 

 Galeri seni tersebut terletak di Jalan Provinsi depan Universitas Islam Majapahit (Unim). Galeri yang didirikan Agus merupakan tempat untuk belajar dan menjual hasil karyanya, bukan hanya dari karyanya, beberapa karya terpajang di galerinya juga dari beberapa teman seniman di Mojokerto dan Jawa Timur.

 

 Selain menghasilkan karya dari sisa limbah kayu, ada juga dari tumbuhan, biji - bijian, karya seni lukis, aneka vandel, dan masih banyak keragaman seni yang bisa dikerjakan disini mulai dari seni rupa maupun terapan.

 

 Bagian depan galeri berisi hasil semua karya seni, sedangkan untuk bagian belakang terdapat sebuah bengkel sehari – harinya digunakan Agus untuk menghasilkan karya seni bernilai sangat tinggi.

 

 Saat memasuki galeri akan disambut beberapa karya seni, antara lain lukisan sosok, seni ukir patung, miniatur Candi Borobudor, Candi Tikus hingga paling unik miniatur orang dalam posisi duduk tahiyat akhir dan miniatur sosok Semar di ciptakan Agus secara alami dari serat kayu.

 

 "Nama galeri Sugaly Art sebenarnya berasal dari nama Agus sendiri di balik menjadi Suga. Modal awal saya dulu Rp 10 ribu saat memulai usaha membuat sangkar burung," ucap Agus, Kamis (16/11/2023).

 

 Pada awal perjalanan memulai usaha dulu hanya mempunyai modal Rp 10 ribu untuk bisa membuat sangkar burung, itu pun waktu pengerjaan memakan waktu empat hari karena masih memakai alat sederhana.

 

 "Sangkar burung saya jual waktu itu laku terjual Rp 20 ribu, angka tersebut sangat kecil dengan waktu pengerjaan lama," ujarnya.

 

 Meski demikian ia tidak patah semangat dalam berkarya,  karena paling utama dalam seni suatu karya, dari pengalaman tersebut selanjutnya, ia hanya memilih reparasi sangkar burung dengan upah Rp 25 ribu sampai Rp 45 ribu.

 

 “Seiring berjalannya usaha reparasi saya juga menerima permintaan melukis kaligrafi dan sosok," bebernya.

 

 Jiwa seniman memang sangat melekat pada sosok Agus, hingga ia pernah menjual hasil lukisannya dengan berkeliling menggunakan sepeda perang (onthel), bahkan pernah melukis menggunakan kain mori hal itu terlihat bahwa jiwa kreativitas seniman itu harus inovatif artinya bisa memanfaatkan barang apapun di sekeliling menjadi sesuatu karya berharga.

 

 Agus mengatakan bahwa setelah berproses dan mengenal alat listrik, ia mulai menabung guna membeli peralatan listrik nantinya akan berguna bagi kelangsungan perkembangan karirnya dalam bidang seni, selain itu ia juga membuka pelatihan tentang seni.

 

 "Ilmu itu harus diajarkan biar mengalir. Bahkan tak jarang banyak anak dari mahasiswa universitas ternama melakukakn magang di Sugaly Art sekarang," katanya.

 

 Saat ini ada dua orang karyawan, dulunya mempunyai enam karyawan dan delapan anak didiknya mewarisi ilmunya, bahkan terkadang saat banjir orderan Agus memberikn pesanan kepada anak didiknya. "Namanya usaha pasti ada pasang surutya," ungkapnya.

 

 Pada saat musim corona dulu, omzet bisa sampai Rp 40 juta sampai Rp 100 juta per – bulan, sekarang sekitar Rp 20 juta dalam sebulan, untuk permintaan paling banyak, alat peraga pendidikan, mainan edukasi, miniatur candi. Pengiriman pernah sampai ke Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Lombok hingga Bali.

 

Semua jenis karya seni di ladeni sama Agus baik mural di sekolah TK, SD, SMP dan SMA. Untuk pembeli biasanya tergantung selera masing – masing, ada yang perorangan biasanya menyukai souvenir kayu, mebel hasil dari kayu yang menjadi limbah, ayunan kuda, namun untuk saat ini rata – rata omzet penjualan karya seninnya di angka nominal Rp 5 juta sampai Rp 7 Juta per – bulan.

 

 Karya dihasilkan Agus hampir semua dari bahan limbah kayu, lewat keterampilan dan kreatifitas - nya limbah tersebut disulap jadi maha karya sangat berniali tinggi nilainya.

 

Menjadi seniman memang harus mempunyai jiwa kreatif dan inovatif hingga mampu mempunyai inisiatif untuk membuka lapangan kerja sendiri sehingga bisa membantu banyak orang yang membutuhkannya," tandasnya.

 

 Sugaly Art buka setiap hari, dari pukul 07.00 WIB – sampai dengan 16.00 WIB. Galeri seni tersebut terletak di Jalan Provinsi depan Universitas Islam Majapahit (Unim) Mojokerto. (*)

 

Kategori :