Mojokerto, Mojokerto.disway.id - Pemerintah Kota Mojokerto terus menyiapkan generasi emas 2045. Hal itu ditandai dengan pembukaan Rembuk Stunting 2024 oleh Pj Wali Kota Mojokerto, M Ali Kuncoro, M.Si, di Pendapa Sabha Kridatama, Rumah Rakyat Senin, 18/3/24. Rembuk Stunting tersebut juga sebagai respon atas menurunnya prevalensi stunting selama 4 tahun terakhir di Kota Mojokerto. Yakni 9.04 % pada tahun 2019; 7.71 % di tahun 2020; 4.84 % di tahun 2021; 3.12 % di tahun 2022, dan menjadi 2.04 % di tahun 2023.
Pj Wali Kota Mojokerto, M Ali Kuncoro, S.STP, M.Si membuka Rembuk Stunting di Pendapa Sabha Kridatama Rumah Rakyat disaksikan Ketua DPRD Kota Mojokerto, Sunarto-Diskominfo Kota Mojokerto for Disway Mojokerto- Pj Wali Kota Mojokerto, M Ali Kuncoro, S.STP, M.Si mengatakan, acara Rembuk Stunting tersebut sebagai salah satu ikhtiar mempersiapkan generasi emas 2045. ‘’Ini menjadi tanggung jawab semua elemen strategis yang ada di Kota Mojokerto,’’ katanya. Lebih jauh Mas Pj, sapaan akrabnya, menegaskan, harus menjadi gerakan yang harmonis partnership multihelix. ‘’Baik pemerintah, TNI-Polri, pengusaha, media, akademisi, semua harus kita libatkan,’’ tegasnya. Berdasarkan hasil Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), per akhir tahun 2023 angka stunting Kota Mojokerto masih 2.04 % atau setara 122 balita stunting. ‘’Ini dari total balita di Kota Mojokerto sebanyak 6.145 balita,’’ tambahnya. Dan pada Februari tahun ini sudah terjadi penurunan yang cukup signifikan. Data terakhir tekoreksi di angka 2 % atau 117 balita. ‘’Alhamdulillah, pada tahun ini, per Februari 2024 sudah ada penurunan lagi prevalensinya,” tambahnya. M Ali Kuncoro juga menyebutkan, pada 2023 lalu, Kota Mojokerto mendapat predikat ‘Kota Terinovatif’. Dan yang menjadi indikator penilaian utama adalah inovasi terkait pencegahan stunting. Inovasi tersebut adalah Canting Gula Mojo (Cegah Stunting, Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto) dan Gempa Genting (Segenggam Sampah Gawe Stunting). ‘’Ini sesuatu yang luar biasa dan ini diapresiasi oleh Kemendagri, sehingga Kota Mojokerto mendapat predikat Kota Terinovatif se-Indonesia,’’ paparnya. Mas Pj juga menandaskan, hingga saat ini Pemkot Mojokerto terus berkomitmen mewujudkan zero new stunting di 2024. ‘’Kami bekerja keras untuk mewujudkan angka itu,’’ tegasnya. Daalm pembukaan Rembuk Stunting tersebut, juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama dan berikrar bahwa tahun 2024 Kota Mojokerto harus menjadi kota yang Zero New Stunting . ‘’Saat ini kita terus bekerja keras bagaimana angka stunting yang masih ada ini terus kita intervensi sehingga semakin berkurang,’’ tandasnya. Sebagai komitmen nyata, tahun 2024 Pemkot Mojokerto menyiapkan total anggaran sebesar Rp 98,2 milar untuk penanganan stunting. ‘’Saya pikir kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini. Asalkan kita lakukan secara masif, spesifik, sensitif, dan koordinatif dan bersifat sapu jagat, hampir semua OPD kita libatkan,’’ pungkasnya. (*)