Mojokerto, Mojokerto.disway.id - Jelang panen raya, harga gabah tingkat petani di Mojokerto anjlok. Kondisi tersebut berbalik dengan tingginya harga beras di pasaran.
Petani mengeluh setelah harga turun dari angka tertinggi Rp6.500 per kg, kini terasa terjun bebas menjadi Rp5.300 per kg. Pantuan harga beras di sinergismart milik Disperindag Kabupaten Mojokerto, beras IR 64 medium rata-rata masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Harga beras IR 64 medium capai Rp11.965 per kg dengan harga tertinggi Rp 14.500 per kg dan terendah Rp10.900 per kg. Begitu juga dengan IR 64 premium tertinggi Rp 16.000 per kg dan terendah Rp 11.100 per kg. Hal ini membuat petani tak bisa menikmati hasil panen pertama tahun 2024 ini.
"Memasuki panen raya harga gabah di tingkat petani anjlok, dan terus mengalami penurunan jelang panen raya," terang salah satu petani asal Desa Singowangi, Kutorejo, Adi Dwi Wahyu, Minggu (31/3/2024).
Saat ini gabah di jual Rp 5.300 per kg. Sebelum Ramadan padahal masih Rp 6.500 per kg, menjelang Hari Raya harga turun Rp 5.300 per kg. Sedangkan harga beras masih mahal.
Selain harga gabah anjlok, para petani juga dipusingkan untuk pengadaan pupuk masa tanam kedua. Murahnya harga gabah kering giling di tingkat petani, membuatnya juga merugi.
"Kondisi ini diperparah dengan cuaca ekstrem belakangan ini berpengaruh pada kondisi padi. Dalam masa panen ini, tidak maksimal dikarenakan banyak padi roboh diakibatkan intensitas hujan dan angin. Selain itu, juga hama wereng masih menghantui para petani," ujarnya.
Dengan luasan sawah 1,5 hektar, produktivitas padi dipanen hanya dapat 5 ton gabah. Menurutnya, hasil panen tidak sebanding dengan biaya tanam dan perawatan. Bukan hanya itu harga tenaga kerja juga mahal, tapi harga jual rendah.
"Harusnya minimal harga gabah Rp 6.500 per kg, itu pun untungnya tidak banyak. Para petani berharap pemerintah segera turun tangan dan membuat standar harga gabah lebih tinggi," harapnya.
Kondisi serupa juga dialami, Buadi (71) salah satu petani padi asal Dusun Wonokerto, Desa Windurejo, Kutorejo juga merasakan hal yang sama. Harga gabah terjadi penurunan dari saat Ramadan. Sawah seluas setengah hektare telah dipanen tersebut dinilai tidak sebanding dengan biaya perawatan karena harga gabah anjlok.
Buadi (71) salah satu petani asal Wonokerto Kutorejo. -Foto : Fio Atmaja-
"Saat ini harga gabah Rp 5.700 per kg. Bervariasi ada yang sudah sampai 5.300 per kg malahan. Padahal sebelum Ramadan harga gabah masih Rp 6.500 per kg," katanya.
Menurutnya, kondisi seperti ini akan terus menurun seiring dengan panen raya. Selain itu, hal yang dipusingkan para petani terkait mahalnya pupuk.
"Kalau serangan hama wereng tidak ada, paling cuman faktor alam banyak padi yang roboh," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bulog Cabang Surabaya Selatan, Rusli Pinca menjelaskan, hingga saat ini belum ada penugasan penyerapan gabah petani.