Aktivis Lingkungan Desak Pemerintah Australia dan Jepang Berhenti Kirim Sampah ke Indonesia

Selasa 11-06-2024,23:58 WIB
Reporter : Eno
Editor : Eno

Surabaya, mojokerto.disway.id - Aktivis lingkungan melakukan aksi teatrikal bertajuk "Sampahmu Menenggelamkan Kami" di depan Konjen Australia dan Jepang, Kota Surabaya, Selasa (11/6/2024). Mereka mendesak pemerintah Australia dan Jepang untuk menghentikan pengiriman sampah plastik ke Indonesia.

Aksi kolaboratif ini dilakukan oleh 20 orang gabungan dari Ecoton, mahasiswa Universitas Airlangga, Universitas Tujuh Belas Agustus Surbaya, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dan LBH Surabaya.

Dalam aksi tersebut para pemuda mendesak pemerintah Australia dan Jepang untuk menghentikan pengiriman sampah plastik ke Indonesia karena telah memperburuk lingkungan Jawa Timur.

Beberapa aksi juga ditampilkan yang menggambarkan dampak buruk sampah plastik terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat dengan melakukan gowes sampai di depan Kantor Konsulat Jenderal Australia yang kemudian dilanjutkan sampai di depan Kantor Konsulat Jenderal Jepang membawa sampel sampah plastik impor ditenggelamkan ke dalam tumpukan sampah.

koordinator aksi Alaika Rahmatullah mengatakan, setiap bulan ribuan ton sampah plastik dari Australia dan Jepang masuk ke Indonesia, ini tidak dikelola dengan baik sehingga menyebabkan pencemaran yang serius dan membahayakan kesehatan.

"Aksi teatrikal ini adalah gambaran bahwasanya manusia telah terpapar plastik dan tenggelam dalam racun plastik yang membawa dampak buruk bagi kehidupan," ucapnya. 

1. Australia dan Jepang Aktif Mengirimkan Sampah Plastik ke Indonesia

Indonesia mengimpor 22.333 ton sampah plastik dari Australia pada kurun waktu 2023-2024, angka tersebut naik 27,9 persen dari tahun sebelumnya 16.100 ton (UN Comtrade, 2024). 

Sampah plastik diimpor dari Australia berfluktuasi, dan telah aktif mengirimkan sampah sejak tahun 1988. Laporan dari Basel Action Network 2024, menyebutkan bahwa Australia telah mengirimkan sampah plastik ke Indonesia perbulan sekitar 1600 ton atau setara dengan 10 kontainer pengiriman TEU perhari.

Sementara itu, Indonesia mengimpor sampah dari Jepang rata-rata 1.500 ton per bulannya (UN Comtrade, 2024). Data statisa mengungkap Jepang telah mengirimkan 12.460 ton pada tahun 2023, jumlah ini mengalami peningkatan 14,37 persen setara 10.670 ton sampah plastik pada tahun 2022. Impor sampah plastik dari Jepang dan Australia berkontribusi besar terhadap pencemaran lingkungan di Jawa Timur.

2. Industri Daur Ulang Belum Mampu Mengolah Sampah Impor

Sampah plastik diimpor dari Australia dan Jepang terutama jenis etilen (HDPE dan LDPE) termasuk PET telah menjadi ancaman serius bagi lingkungan Jawa Timur. 

Peningkatan jumlah impor sampah plastik dari kedua negara ini telah mengakibatkan pencemaran yang signifikan di beberapa daerah, termasuk di kecamatan Pagak, Malang, Desa Gedangrowo, Sidoarjo, Desa Bangun dan Desa Tanjangrono, Mojokerto.

Penelitian Ecoton 2024 mengungkap bahwasanya plastik daur ulang jenis high density polyethylene (HDPE) di Jawa Timur mengandung 346 bahan kimia berbahaya. Di antara bahan-bahan kimia berbahaya, ditemukan 30 bahan kimia berbahaya dengan konsentrasi tinggi pada masing-masing sampel. 

Menurut peneliti Ecoton, Rafika Aprilianti mengungkapkan, senyawa beracun terdapat dalam plastik memiliki potensi untuk menggaggu sistem endokrin pada organisme, baik manusia maupun hewan. 

Kategori :