Surabaya, diswaymojokerto.id – Orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK) pasti mempunyai rasa galau dan was-was. Muncul pertanyaan apakah kelak putra-putrinya bisa mandiri dalam menjalani kehidupannya.
Kondisi ini mendorong Universitas Surabaya (Ubaya) melakukan parenting, mendalami apa yang menjadi kebutuhan orang tua dan siswa SLB Kirana Hati Bunda Desa Tamiajeng Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto Jawa Timur.
Salah satunya melalui inovasi pembelajaran ketrampilan. Pembelajaran secara terpadu dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kewirausahaan bagi orang tua dan siswa ABK.
Menurut ketua tim pemberdayaan kemitraan masyarakat (PKM) Ubaya, Aniva Kartika, kegiatan pelatihan dan pendampingan ini merupakan bagian dari Program PKM Penguatan Peran Orang Tua dan Guru dalam Meningkatkan Kemandirian Siswa SLB melalui Parenting Corner, Kewirausahaan Berbasis Komunitas, dan Storytelling Digital Marketing.
Tim ubaya dan masyarakat di Tamiajeng Trawas Mojokerto-Foto : dok Humas Ubaya-
Program ini mendapat support pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM), Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjend Risbang), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Tim pelaksana Aniva Kartika, dari Fakultas Psikologi selaku ketua, Juliani Dyah Trisnawati, dari Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Endah Asmawati, dari Teknik Informatika dan Utomo dan Kartika Erawati dari LPPM Ubaya serta mahasiswa.
BACA JUGA:Kabupaten Mojokerto Masuk Nominasi Penghargaan Nama Rupabumi Jawa Timur 2025
BACA JUGA:Kualitas Birokrasi Kunci Pembangunan Kota Cerdas di Mojokerto Kota
Para peserta pelatihan mendapatkan pembekalan materi dari dosen dan mahasiswa Ubaya mencakup pemahaman tentang kewirausahaan sebagai langkah awal membangun motivasi berbisnis, dilanjutkan dengan teknik menghitung harga pokok
Setelah sesi materi, dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan keripik pisang, dimulai dari pemilihan bahan baku, proses pengirisan, penggorengan, hingga pengemasan produk. Peserta diberi kesempatan untuk mencoba setiap tahap, sehingga dapat memahami proses produksi secara menyeluruh.
Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat Ubaya-Foto : dok Humas Ubaya-
Orang tua dan guru SLB juga diberi Pelatihan Storytelling. Hal ini berangkat dari kondisi persaingan pasar yang semakin ketat, produk dari Sekolah Luar Biasa (SLB) sering kali dipandang sebelah mata.
Dalam digital marketing, narasi yang menyentuh emosi terbukti membangun kepercayaan dan loyalitas konsumen. Misalnya, mug ecoprint buatan Vina, seorang siswa dengan down syndrome, tidak sekadar produk kerajinan tangan.
‘’Mug itu adalah cangkir rindu, bentuk cinta Vina kepada almarhum ayahnya, yang diceritakan dalam narasi sederhana namun menyentuh hati calon pembeli, ''ungkap Aniva Kartika, Ketua tim PKM Ubaya.