Rift Valley Fever, Ancaman Penyakit Menular Hewan Ternak

Kamis 02-10-2025,15:44 WIB
Editor : Elsa Fifajanti

Surabaya, diswaymojokerto.id - Penularan penyakit dari hewan ke manusia (zoonosis) telah menjadi masalah kesehatan sejak lama. Banyak penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia yang justru berasal dari hewan yang ada disekitar, salah satunya yaitu Rift Valley Fever (RVF). Penyakit yang berasal dari Afrika tersebut menyerang hewan domestikasi seperti kambing, sapi, maupun unta.

Menanggapi potensi zoonosis pada manusia, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair), Prof Dr Mustofa Helmi Effendi drh DTAPH angkat bicara. Prof Helmi menyebut virus yang berasal dari lembah Rift di Kenya tersebut telah menyebar sampai ke Timur Tengah khususnya Arab dan Yaman.

“Penyakit ini disebabkan oleh Rift Valley Virus yang menyerang pada hewan ternak dan dapat ditularkan ke manusia melalui nyamuk. Meskipun pada manusia umumnya tidak ditemukan gejala, namun pada sebagian kecil penderitanya menunjukkan gejala berat seperti gangguan penglihatan, radang otak dan selaput otak, dan keluar darah seperti DBD,” ungkapnya, di Surabaya, Rabu 1 Oktober 2025.

BACA JUGA:1.422 Peserta Meriahkan Fun Run Bulan PRB 2025 di Kota Mojokerto

BACA JUGA:Celery Stalk, Pilihan Sajian Sehat di Mojokerto

Mengutip dari website Kominfo Jatim, Prof Helmi menyebut bahwa RVF memiliki dampak berbahaya bagi hewan seperti menyebabkan adanya kematian pada janin hewan (abortus). Pada hewan dewasa, penyakit RVF dapat menyebabkan gejala klinis yang menyerang organ hati pada hewan dan menyebabkan kerusakan organ seperti kematian sel (nekrosis) hingga penyakit pernafasan.

“Penyebaran virus pada sesama hewan dapat menyebar melalui darah yang disebarkan vektor seperti nyamuk, daging, dan cairan tubuh. Sedangkan pada manusia sering ditemukan transmisi melalui produk daging yang terpapar virus dan dikonsumsi. Namun demikian tidak ada potensi penyebaran penyakit dari manusia ke manusia lain,” ungkapnya.

Prof Helmi menambahkan bahwa untuk menangani penyebaran RFV diperlukan pengendalian vektor penyakit yaitu nyamuk dengan menggunakan sistem fogging dan meminimalisir genangan air yang berpotensi sebagai lokasi bertelur nyamuk. Perlu dilakukan pula penegakkan imunitas dengan proses vaksinasi berkala pada hewan untuk membentuk ketahanan imun hewan terhadap virus.

BACA JUGA:Peluncuran Buku Nothing without Us di Mojokerto, Peran Aktif Disabilitas dalam Penanggulangan Bencana

“Meskipun belum terdapat kasus di Indonesia, kita perlu terus waspada. Harapannya melalui pengenalan penyakit ini kita dapat membuka mata dan lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit yang berasal dari luar negeri. Kita perlu memahami dan mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan agar tidak terjadi kasus infeksi kedepannya,” pungkasnya.

Kategori :