Solusi Permanen Kekeringan Mojokerto Buntu, Rencana Proyek Pipanisasi Gagal Terealisasi

Senin 06-10-2025,13:21 WIB
Reporter : Fio Atmaja
Editor : Elsa Fifajanti

Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Penanganan dampak bencana kekeringan di Kabupaten Mojokerto hingga kini belum terselesaikan. Pasalnya, proyek pipanisasi senilai Rp 14 miliar dari Pemprov Jawa Timur yang diharapkan menjadi solusi permanen justru gagal terealisasi.

Sejumlah faktor menyebabkan gagalnya proyek tersebut, mulai dari gejolak sosial di tengah masyarakat hingga menurunnya debit air yang bersumber dari Gunung Welirang di Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas. Akibatnya, rencana penyaluran air bersih ke wilayah terdampak kekeringan di Kecamatan Ngoro dan Trawas tak bisa dilanjutkan.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, membenarkan bahwa pada 2024 lalu, sudah dilakukan survei dan studi kelayakan pipanisasi bekerja sama dengan ITS. Namun, hasilnya tidak dapat direalisasikan.


ilustrasi: kekeringan.-foto/pinterest-

“Hasil survei saat melakukan kajian ke lapangan, saat itu justru memantik reaksi keras dari masyarakat di Kecamatan Trawas," ujarnya, Senin, 6 Oktober 2025. 

Mereka menolak adanya program pipanisasi untuk penyaluran air bersih di Air Terjun Dlundung yang bersumber dari Gunung Welirang ke Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, dengan berbagai alasan. 

"Kondisi Air Terjun Dlundung karena saat kemarau debitnya turun drastis, sedangkan warga setempat sendiri kekurangan air,” bebernya. 

BACA JUGA:Kandang Sapi di Dlanggu Mojokerto Ludes Dilalap si Jago Merah

BACA JUGA:Diduga Rem Blong, Innova Reborn Terjun ke Jurang di Pacet Mojokerto, 2 Tewas 5 Luka

Meski sudah dilakukan beberapa kali mediasi, hingga kini belum ada titik temu. Pemerintah provinsi akhirnya menarik kembali anggaran Rp 14 miliar karena khawatir program memicu konflik sosial.

“Provinsi tidak berani merealisasikan karena rawan konflik, akhirnya anggaran dialihkan,” tambahnya. 


Distribusi air bersih di Desa Kunjorowesi, Ngoro, Mojokerto.-Foto : dok. BPBD Kabupaten Mojokerto-

Akibat kegagalan tersebut, tiga desa di dua kecamatan masih mengalami kekeringan. Berdasarkan data BPBD Mojokerto, di Desa Kunjorowesi terdapat 1.499 KK (3.034 jiwa) terdampak, di Desa Manduro Manggung Gajah sebanyak 567 KK (1.861 jiwa), dan di Desa Duyung, Kecamatan Trawas sebanyak 503 KK (1.564 jiwa).

BACA JUGA:Difabis Coffee, Bukan Warung Kopi Biasa, Dikelola Siswa Difabel

Hingga kini, belum ada solusi permanen pengganti proyek pipanisasi. Upaya pengeboran air tanah pun gagal karena kondisi bebatuan keras di kedalaman lebih dari 100 meter.

Kategori :