banner hari pahlawan 2024 TJiwi Kimia

Petani Kedelai di Mojokerto Merugi Jutaan Rupiah Akibat Serangan Hama Tikus

Petani Kedelai di Mojokerto Merugi Jutaan Rupiah Akibat Serangan Hama Tikus

Petani yang memanen sisa serangan hama tikus. (Foto : Fio Atmaja)--



Mojokerto, mojokerto.disway.id  - Hama tikus menyerang tanaman kedelai di Kabupaten Mojokerto. Serangan ini merugikan para petani kedelai siap panen. Tanaman kedelai di Dusun Gempal Desa Wunut, Kecamatan Mojoanyar, rusak parah akibat hama tikus. Dari 8 hektar lahan ditanami kedelai, hanya sekitar 1 hektar lebih bisa dipanen.

“Serangan hama tikus terjadi selama dua pekan terakhir. Tanaman kedelai yang harusnya menghasilkan 28 kuintal kering per hektar, sekarang hanya 3 kuintal saja,” kata petani setempat, Sucipto (55) Selasa (12/12/2023).

Sucipto mengaku mengalami kerugian sekitar 4-5 juta rupiah. Ia menghitung kerugian dari biaya bibit, tanam, perawatan, hingga panen. Dibutuhkan 80 kg bibit kedelai dengan harga Rp1,3 juta untuk menanam di lahan seluas 1 hektar. Total biaya dikeluarkan sekitar Rp7,5 juta.


Petani yang memanen sisa serangan hama tikus. (Foto : Fio Atmaja)--

“Harga kedelai juga turun dari Rp10.500 per kilogram menjadi Rp9.000 per kilogram. Kualitas biji kedelai menurun karena rusak oleh tikus. Harganya pasti di bawah pasaran,” ujarnya.

BACA JUGA:Harga Kedelai Impor Melonjak, Perajin Perkecil Ukuran Tempe

Hal senada diungkapkan, Suparno (57) petani lain di Dusun Gempal, menyebutkan bahwa hama tikus mulai menyerang tanaman kedelai sejak berumur 40 hari. Serangan paling parah terjadi saat memasuki masa panen, yaitu sekitar 2 minggu terakhir. Meski ada sebagian kedelai yang selamat, kerusakan tanaman dan buah kedelai mencapai 50 persen lebih.


Petani yang memanen sisa serangan hama tikus. (Foto : Fio Atmaja)--

“Biasanya bagus, kali ini sisa-sisa tikus. Saya hanya dapat 1 kuintal di lahan 100 meter persegi. Hama tikus tidak bisa dikendalikan. Tanaman rusak dan layu, biji kedelai rontok ke tanah,” katanya.


Untuk mengantisipasi kerugian lebih besar, para petani terpaksa memanen tanaman kedelai meskipun kondisinya rusak parah. Mereka berusaha mengembalikan modal biaya bibit.

“Yang penting modal untuk bibit kembali. Ada yang tidak dipanen karena kondisinya parah. Hasilnya tidak cukup untuk biaya panen,” tambahnya.

Di tengah serangan hama tikus ini, para petani mengaku pasrah. Mereka hanya berharap harga jual kedelai di tingkat petani tidak semakin jatuh.

Sumber:

b