banner hari pahlawan 2024 TJiwi Kimia

Bupati Mojokerto Dukung Program Pemberdayaan Perempuan JP3M

Bupati Mojokerto Dukung Program Pemberdayaan Perempuan JP3M

Bupati Mojokerto saat menerima audensi dari organisasi JP3M.- Foto : dok.Diskominfo Mojokerto-

Mojokerto, mojokerto.disway.id – Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati, menyampaikan dukungannya terhadap program diinisiasi oleh pengurus organisasi Jam’iyyah Perempuan Pengasuh Pesantren dan Mubalighoh (JP3M). Program ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan di wilayah Kabupaten Mojokerto.

Dalam audiensi berlangsung di ruang rapat Asisten Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jumat (15/3/2024). Bupati Ikfina mengapresiasi langkah JP3M dalam menggerakkan inisiatif pemberdayaan perempuan. Menurutnya, program ini memiliki peran penting dalam menyelesaikan berbagai masalah terkait dengan perempuan.

“Pemberdayaan perempuan memiliki karakteristik yang spesial karena melibatkan berbagai elemen masyarakat, seperti pengasuh, penduduk pesantren, hafidh, dan wali. Gerakan ini akan menjadi luar biasa dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama yang terkait dengan perempuan,” ujarnya.

Selain mendukung program pemberdayaan perempuan, JP3M juga menyampaikan hasil rapat kerja terkait rencana program untuk periode pengurusan 2022-2027. Mereka juga menjalin kemitraan dengan Pemkab Mojokerto dalam hal pemberdayaan perempuan dan anak, pengadaan, serta pelatihan.

Ikfina menegaskan bahwa penanganan kasus pelecehan terhadap anak perempuan memerlukan kerjasama dengan P2TP2A. 

“Tim yang ada di pemerintahan daerah telah menggandeng psikolog khusus untuk memberikan pendampingan dan dukungan hukum, sehingga kolaborasi ini menjadi saling memperkuat upaya perlindungan,” tegasnya. 

Pihaknya juga menyampaikan kegelisahannya terkait kesehatan santri perempuan berada didalam pondok pesantren. Kegelisahan tersebut diutarakan terhadap pengelolaan pemilahan sampah dari pembalut yang digunakan oleh santri perempuan, perencanaan reproduksi, serta kebersihan reproduksi dari para santriwati tersebut.

“Salah satu menjadi kegelisahan saya, terkait dengan pesantren santrinya itu putri, mengenai bagaimana ketika para santri ini dalam kondisi menstruasi. Kalo masalah kebersihan ibu-ibu sudah mengajarkan kepada anak-anak serta bimbingan dan pemantauan, tetapi pembalut yang sudah dipakai bagaimana cara untuk mengelolanya. Hal ini menjadi kegelisahan saya,” ungkapnya.

Sehingga dengan adanya organisasi JP3M, ia mengharapkan, program telah dipaparkan bisa berjalan dengan baik sekaligus memberikan dampak positif di Kabupaten Mojokerto. Harapannya, kepada organisasi JP3M agar tetap berdasarkan marwah dalam mensyiarkan agama, dan memperkuat ukhuwah Islamiyyah.

“Semoga ini akan memberi manfaat untuk masyarakat dan bisa bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto,” pungkasnya. (*)

Sumber:

b