banner hari pahlawan 2024 TJiwi Kimia

Sinta Nuriyah Hadiri Sahur Bersama Kelompok Lintas Agama di Mojokerto, Rawat Keberagaman Bangsa

Sinta Nuriyah Hadiri Sahur Bersama Kelompok Lintas Agama di Mojokerto, Rawat Keberagaman Bangsa

Sinta Nuriyah saat hadiri sahur di Mojokerto.-Foto : Fio Atmaja-

Mojokerto.mojokerto.disway.id - Sinta Nuriyah melakukan sahur bersama di Pendopo Graha Maja Tama (GMT), Pemkab Mojokerto, Minggu (31/3/2024). Kegiatan ini menjadi momen untuk mempererat toleransi antar umat beragama.

Istri Presiden RI ke empat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur datang sekitar pukul 03.00 WIB. Aktivis pendukung toleransi dan hak perempuan ini keluar dari mobil menggunakan kursi roda dan langsung disambut para tokoh lintas agama serta alunan sholawat nabi.

Sahur bersama sudah dilakukan sejak suaminya, Gus Dur, masih menjabat sebagai Presiden. Kegiatan dibuka dengan patrol dan penampilan dari lintas agama. Dalam acara tersebut sekitar 500 orang, kurang lebih 30 komunitas hadir.

Mulai dari organisasi masyarakat, organisasi ekstra kampus dan juga kemasyarakatan di wilayah Kabupaten Mojokerto ini sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini. 

Mereka hadir dan berkumpul untuk saling menghargai, saling persatukan diri dalam satu ikatan Bhineka Tunggal Ika khususnya di wilayah Kabupaten Mojokerto.

"Menjadi sasaran saya yakni kaum dhuafa, fakir miskin, dan marjinal. Saya mengajak seluruh komponen yang ada, suku apapun dan agama apapun mereka adalah saudara-saudara kami semua,” papar perempuan yang akrab disapa Nyai Sinta itu.

Ia menjelaskan, ada agama yang jarang diketahui orang Indonesia yakni agama Bah'i didirikan oleh seorang Persia bernama Bahaullah. Agama tersebut sudah ada sejak zaman penjajahan dan mereka juga ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. 

"Mereka juga mempunyai hari raya tersendiri bernama Naw Ruz,"  terangnya. 


Antusiasme masyarakat saat mengikuti sahur bersama istri presiden ke 4 RI.-Foto : Fio Atmaja-

Indonesia kaya akan warisan budaya yang beragam, termasuk berbagai agama dan aliran kepercayaan yang berbeda. "Inilah wajah dari masyarakat Indonesia, satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa," tandasnya.

Sementara itu Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengatakan, semua hadir ikut sahur ini dari berbagai komunitas dan latar belakang yang berbeda. Semuanya menyatu di dalam perbedaan.  

"Ini spesial karena biasanya pada umumnya berkumpul saat jam kerja atau berbuka, ini dilakukan saat sahur dan yang hadir dari seluruh elemen bangsa Indonesia hadir tanpa perbedaan, duduk bersama di ruang yang sama. Bahkan sahur dengan makanan  sama," tambahnya. (*)

Sumber:

b