HUT ke 79 RI Tjiwi Kimia

Peringati Maulid Nabi Muhammad, Warga Sooko Mojokerto Gelar Tradisis Keresan

Peringati Maulid Nabi Muhammad, Warga Sooko Mojokerto Gelar Tradisis Keresan

Warga saat berebut barang - barang di gantung di pohon keres. -Foto : Fio Atmaja-

Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Tradisi keresan kembali digelar oleh warga Dusun Mengelo, Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, pada Senin, 16 September 2024. 

Ratusan warga beramai-ramai berebut barang-barang digantung di dua pohon keres ditanam di tengah jalan, tepat di depan Masjid Darusalam. Acara ini merupakan bagian dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Pohon keres dihias dengan aneka buah-buahan dan sayuran di bagian bawahnya, sementara barang-barang seperti sandal, sepatu, kopyah, topi, dan pakaian digantung di dahannya. 

Tradisi ini menjadi ajang bagi warga Dusun Mengelo untuk berebut barang-barang yang disediakan sebagai simbol peringatan.

BACA JUGA:Kasus Dugaan Pembunuhan Warga Kediri Jenazahnya yang Ditemukan di Pacet Mojokerto Belum Terungkap

BACA JUGA:Terungkap! Jasad Wanita di Hutan Pacet Mojokerto Ternyata Warga Kediri

Tak hanya laki-laki dewasa, anak-anak, dan pemuda, bahkan kaum ibu turut serta berebut barang-barang di pohon kersen tersebut. 

Meski doa belum selesai dibacakan, antusiasme warga sudah begitu besar sehingga mereka langsung menyerbu pohon saat acara dimulai. Suasana riuh dengan teriakan warga yang memanjat pohon untuk mendapatkan barang-barang yang diincar.


Antusiasme warga saat mengikuti tradisi keresan di Sooko, Mojokerto.-Foto : Fio Atmaja-

Fitri, salah seorang peserta yang ikut berebut, mengungkapkan kegembiraannya setelah berhasil mendapatkan topi dan buah degan. 

“Saya ikut berebut di pohon kersen. Dapat topi buat anak saya, baru kali ini ikut acara seperti ini,” kata Fitri, warga Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko tersebut. 

Sementara itu, Takmir Masjid Darusalam, Muhammad Nizar menjelaskan, tradisi keresan ini telah berlangsung secara turun-temurun dan diyakini sebagai simbol kemakmuran dan kesuburan

"Tradisi ini adalah simbol kemakmuran, mengenang ketika Makkah dahulu kering sebelum Nabi Muhammad SAW lahir. Setelah beliau lahir, tumbuhan di Makkah bisa tumbuh subur dan berbuah," ujarnya.

BACA JUGA:Menko PMK Muhadjir Effendy : SMK Asy-Syarif Mojokerto, Wujud Link and Match Pendidikan dan Industri

Sumber:

b