Batik Mojokerto Bersaing Harga di Pasaran
Batik Asli Mojokerto Saat Tampil di Jakarta Fashion Muslim Week -Foto : Diskopukmperindag Kota Mojokerto-
Mojokerto, Mojokerto.disway.id - Kepala Dinas Koperasi UMK Perindustrian dan Perdagangan (Diskopumkperindag) Kota Mojokerto, Ani Wijaya mengungkapkan mahalnya harga batik buatan para pengrajin Kota Mojokerto, disebabkan mahalnya ongkos produksi atau pembuatan.
Kadiskopumkperindag ini mengakui jika batik asli Mojokerto lebih mahal dibanding batik Madura atau batik Solo. Pihaknya pernah melakukan simulasi. Para pengrajin batik asal Madura, Solo, Mojokerto, diberikan bahan yang sama, waktu pengerjaan yang sama, kualitas pewarna, kain namun setelah menjadi selembar kain batik, hasilnya batik dari Mojokerto harganya lebih mahal.
‘’Itu karena ongkos pengerjaannya, batik Mojokerto Rp 15 ribu per lembar, Batik Solo Rp 6 ribu per lembar, sedangkan batik Madura Rp 3 ribu, inilah salah satu faktor kenapa batik kita jatuhnya lebih mahal,’’ tandasnya.
Saat ini Diskopukmperindag tengah berusaha menekan biaya pembuatan batik asli Mojokerto, agar di pasaran harganya tidak terlalu mahal. ‘’Kita sudah berusaha , bagaimana agar jatuhnya di pasaran harganya tidak terlalu mahal,’’ tandas Kadis Ani Wijaya. Ia lantas mengisahkan, pengrajin-pengrajin yang ingin mempromosikan karya-karyanya, terutama pengrajin batik yang masih yunior, menjual batiknya dengan harga yang relatif murah.
‘’Misalnya untuk batik kontemporer warna alam, jika yang membuat pengrajin senior yang sudah berpengalaman ongkos produksinya saja bisa mencapai Rp 300 ribu. Tapi pengrajin yang masih yunior, harga produksinya hanya Rp 150 ribu. Perbedaan harga produksi ini akan membuat harga batik Mojokerto lebih bersaing di pasaran,’’ urainya.
Kadiskopukmperindag Kota Mojokerto ini menghimbau agar masyarakat Mojokerto berbondong-bondong membeli batik karya warga Mojokerto. ‘’Dengan demikian akan membantu para pengrajin untuk terus berkarya dan menaikkan produktivitasnya,’’pungkas Ani. (*)
Sumber: