Warkop Masdin, Tak Sekadar Tempat 'Ngopi", Ada Persaudaraan Terjalin di Sana

Pengunjung warung pujasera Masdin, tempat favorit 'ngopi' mahasiswa Universitas Abdul Chalim, Pacet-Foto : Ganda Magang-
Mojokerto, diswaymojokerto.id - Di depan kampus Universitas KH. Abdul Chalim (UAC) Pacet, Mojokerto, terdapat warung kopi (warkop) yang menjadi tempat favorit mahasiswa di sana untuk sekadar cangkrukan dan ‘ngopi’. Menariknya, di sana tumbuh jalinan persaudaraan mahasiswa dari berbagai penjuru Nusantara. Namanya Warkop Masdin.
Warkop Pujasera Masdin, telah menjadi tempat berkumpul favorit mahasiswa. Meski sederhana, warung ini dikenal sebagai ruang pertemuan lintas budaya dan tempat melepas penat setelah kuliah.
Pemiliknya, Masdin (30), mengelola warung ini bersama istrinya sejak beberapa tahun lalu. Ia bukan sekadar penjual kopi, melainkan sosok yang dianggap sebagai orang tua kedua bagi mahasiswa rantau. “Niat saya dari awal bukan hanya jualan, tapi membuat tempat nyaman untuk anak-anak kuliah di sini,” ujarnya.
Warkop ini buka dari pagi hingga malam, namun puncak keramaian terjadi pada sore hari. Mahasiswa datang membawa laptop, gitar, atau sekadar ingin mengobrol. Di meja-meja sederhana, mereka saling bertukar cerita, berdiskusi tugas kuliah, atau berbagi pengalaman tentang daerah asal masing-masing.
Tampak depan warung pujasera Masdin-Foto : Ganda Magang-
Suasana kekeluargaan menjadi daya tarik utama. Semua mahasiswa diterima tanpa membedakan latar belakang, budaya, atau bahasa. Harga yang terjangkau juga membuatnya ramah bagi kantong mahasiswa.
“Awalnya saya takut tidak punya teman di sini, tapi sejak nongkrong di warkop ini, rasanya seperti punya keluarga baru,” kata Nabila, mahasiswa asal NTT.
Selain menjadi tempat nongkrong, Warkop Masdin sering menjadi sumber ide kegiatan kampus atau komunitas sosial. Masdin bahkan kerap menawarkan pekerjaan sambilan bagi mahasiswa yang membutuhkan.
BACA JUGA:Peringatan Kemerdekaan, Wali Kota Mojokerto Ingatkan Kedaulatan di Semua Bidang
Di tengah maraknya kafe modern, Warkop Masdin bertahan dengan kesederhanaan dan kehangatannya. Bagi banyak mahasiswa UAC, tempat ini bukan sekadar warung, melainkan bagian penting dari perjalanan hidup mereka.
“Kalau nanti saya pulang kampung, warkop ini akan selalu saya kenang sebagai tempat saya belajar tentang Indonesia yang sesungguhnya,” Irvan, mahasiswa asal Aceh.
Sumber: