Ucapan HUT ke 80 kemerdekaan RI - Tjiwi Kmia

Menjaga Api Literasi Lewat Rumah Baca Sahabatku

Menjaga Api Literasi Lewat Rumah Baca Sahabatku

Rumah Baca Sahabatku-Foto : Yasmin (Magang)-

Mojokerto, diswaymojokerto.id - Tak banyak yang tahu, Kota Mojokerto hanya punya satu Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Rumah Baca Sahabatku, namanya.

Pertama kali didirikan pada tahun 2017 di Jombang, sebelum akhirnya pindah ke Mojokerto pada 2019, dan kini berlokasi di Jalan Balongsari Gang Sawah No.14. Kehadirannya kemudian menjadi jawaban atas minimnya ruang baca publik di Kota Mojokerto.

Rumah baca ini didirikan oleh Nisa, seorang guru Sekolah Dasar (SD) yang peduli pada literasi. Ia melihat rendahnya minat literasi masyarakat dan masih banyak sekolah yang belum memiliki fasilitas perbukuan memadai.

Dari situlah muncul gagasan untuk mendirikan rumah baca, agar masyarakat dapat menikmati bacaan berkualitas yang bisa diakses langsung di lingkungan tempat mereka tinggal.

Nisa menuturkan, Rumah Baca Sahabatku tidak dapat terwujud tanpa dukungan keluarga dan teman-temannya. Bersama-sama, mereka menggalang dana dan mengumpulkan donasi buku, hingga akhirnya rumah baca ini bisa berdiri. 

“Jadi, kita waktu itu menggalang dana dan donasi buku, sampai kemudian ada sekitar satu rak buku, akhirnya saya berani membuka rumah baca untuk umum,” ujarnya.


Anak-anak yang datang berkunjung-Foto : Yasmin (Magang)-

Kini, koleksi rumah baca terus bertambah. Selain dari kesenangan Nisa dalam belanja buku, Nisa juga aktif mengikuti program hibah dari penerbit dan penulis, mengajak anak-anaknya untuk berpartisipasi dalam sayembara berhadiah buku, memanfaatkan media sosial, serta mendapat bantuan dari pemerintah.

“Tahun lalu kami dapat bantuan seribu buku dari Perpusnas, lengkap dengan rak bukunya. Terus dari media sosial, instagram dan facebook juga. Dari situ donasi datang sendiri karena mereka tertarik dan ingin menyumbang di kegiatan ini,” terang Nisa. 

BACA JUGA:GMNI Mojokerto Raya Audensi ke DPRD, Desak Pengesahan RUU Perampasan Aset

BACA JUGA:Hidupkan Legenda Komik Indonesia, Panji Tengkorak Resmi Tayang di Bioskop

Jenis buku di rumah baca pun beragam, mulai dari cerita anak, komik, novel remaja dan dewasa, kamus, hingga literatur umum berbahasa Indonesia maupun berbahasa Inggris yang saat ini berjumlah sekitar 3000 buku.

Tak hanya bisa dibaca di tempat, buku-buku tersebut juga dapat dipinjam. Bagi warga sekitar, mereka hanya perlu mencatat buku di daftar pinjaman. Sementara peminjam dari luar lingkungan perlu melampirkan identitas dan melengkapi form yang telah tersedia.

Guna mendukung gerakan literasi, Rumah Baca Sahabatku juga meminjamkan buku ke sejumlah sekolah yang koleksi bacaannya masih terbatas melalui program ‘Rak Buku Keliling.’


Kegiatan di Rumah Baca Sahabatku. Sumber: Instagram @rumahbaca_sahabatku-Foto : Yasmin (Magang)-

Rumah Baca Sahabatku buka setiap sore sepulang Nisa mengajar hingga waktu maghrib. Meski waktu buka relatif singkat, pengunjung tetap bisa membuat janji jika ingin membaca atau meminjam buku di luar jam tersebut. Sementara anak-anak sekolah lebih sering berkunjung di akhir pekan.

“Anak-anak di sini itu sekolahnya sampai sore. Jadi kira-kira sudah full di sekolah, sudah capek, akhirnya agak malas untuk datang ke rumah baca,” ungkapnya.

Untuk menyiasati hal tersebut sekaligus menarik minat pengunjung, Nisa kemudian mengadakan beberapa kegiatan, salah satunya adalah pesta literasi yang bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Mojokerto (Dispusip) dan sejumlah relawan.

BACA JUGA:Gerbong Mutasi Pejabat Tinggi Pratama di Pemkot Mojokerto Mulai Bergerak

BACA JUGA:Polisi Amankan Tiga Orang Terkait Kasus Dugaan Janin Hasil Aborsi Dimakamkan di Pacet Mojokerto

Ada pula acara afternoon tea untuk kumpul bersama pengunjung, kelas Bahasa Inggris saat liburan sekolah, serta aktif melakukan kampanye literasi di media sosial.

Meski beragam kegiatan mampu menarik pengunjung, rumah baca yang didirikan Nisa masih memiliki keterbatasan. Letaknya yang menempel dengan rumah pribadi, menjadikan ruang gerak rumah baca kurang leluasa. Oleh karena itu, ia berharap ada kelompok atau lembaga lain yang dapat mendukung dan membantunya dalam menggerakkan rumah baca ini. 


Afternoon tea di rumah Baca Sahabatku Sumber instagram @rumahbaca_sahabatku, -Foto : Yasmin Magang

“Mungkin di waktu mendatang, saya bisa bertemu dengan teman-teman atau lembaga yang memiliki mimpi sama untuk menggerakkan literasi,” ucap Nisa. 

Lebih dari itu, Nisa menegaskan bahwa dukungan terbesar baginya adalah ketika masyarakat bersedia meluangkan waktu untuk membaca.

Sumber:

b