Mengingat Puli, Jajanan Tradisional yang Membuat Rindu

Senimah dan jajanan tradisional yang dijualnya-Foto : Yasmin (Magang)-
Mojokerto, diswaymojokerto.id - Pernah dengar jajanan tradisional bernama “Puli”? Kudapan asal Jawa ini terbuat dari nasi yang dipadatkan dengan diberi campuran obat puli atau biasa dikenal sebagai bleng yang menjadi pengembang dan pengenyalnya. Jajanan ini tampak sederhana, tapi bagi yang pernah menikmatinya, puli terasa begitu istimewa dan membuat rindu.
Keistimewaan puli terletak pada tekstur dan rasanya. Puli memiliki tekstur kenyal dan lembut dengan warna cerah kekuningan. Saat dipegang, jajanan ini terasa padat dan sedikit lengket. Begitu digigit, mulanya terasa sedikit hambar, tetapi setelah dikunyah, rasa gurih perlahan mulai keluar.
Rasa gurih kemudian semakin menonjol karena taburan kelapa parut di atas puli. Setelah habis dimakan, tersisa sedikit rasa unik tertinggal di rongga mulut yang berasal dari obat puli, menambah kekhasan pada jajanan tradisional ini.
Cara Membuat Puli
Proses pembuatan puli dimulai dengan menyiapkan nasi yang dimasak dengan tambahan air sedikit lebih banyak agar nasi menjadi lebih lembek. Nasi kemudian dicampur dengan larutan obat puli dan garam agar menghasilkan tekstur kenyal dan cita rasa gurih. Setelah tercampur rata, nasi kemudian dikukus sekitar 15-30 menit.
Pembeli jajanan tradisional di tempat Senimah-Foto : Yasmin (Magang)-
Selagi masih panas, nasi yang sudah dikukus ditumbuk hingga halus, dan ditekan-tekan sampai menjadi padat. Setelah dibentuk dan dipotong-potong sesuai selera, puli kemudian disajikan dengan dua pilihan taburan yakni, parutan kelapa yang semakin menambah gurih atau gula merah (juruh) yang menghasilkan rasa manis dan gurih di setiap gigitan.
Penjual Puli di Mojokerto Semakin Langka
Puli kini semakin sulit dijumpai. Tidak banyak penjual yang masih menjajakan jajanan ini, menjadikan keberadaannya makin tergeser oleh kudapan modern.
Di Mojokerto, salah satu pedagang yang masih bertahan menjual puli adalah Senimah. Ia memulai usaha berjualan puli sejak tahun 2007 lalu. Jualan Senimah hampir tidak pernah sepi pembeli. Setiap hari wanita berusia 67 tahun tersebut membawa sekitar 5 kilogram puli ke Pasar Tanjung Anyar dan selalu habis terjual.
BACA JUGA:Bakmi Djago, Kuliner Viral di Mojosari dengan Suasana Retro Klasik
Selain puli, ia juga menjajakan sejumlah jajanan tradisional lain seperti lemet, sawut, ketan kutil, dan blendung jagung.
Seluruh jajanan Senimah dijual dengan harga terjangkau yakni mulai dari Rp. 1000 untuk sepotong puli dan lemet, serta Rp. 2000 untuk Sawut, ketan kutil, dan blendung jagung.
Sumber: