Mojokerto, mojokerto.disway.id – Menyikapi mahalnya harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Mojokerto, Disperindag Kabupaten Mojokerto mengajak masyarakat beralih ke cabai rawit olahan.
“Kenaikan harga cabai dipicu penurunan produksi tanaman cabai di tingkat petani, dampak El Nino, dan belum turunnya hujan di Kabupaten Mojokerto,” terang Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto, Iwan Abdillah, Sabtu (25/11/2023).
Menurutnya, cabai rawit olahan sudah tersedia di market place Tumbas, aplikasi jual beli milik Disperindag Kabupaten Mojokerto. Ia menyebutkan bahwa cabai rawit olahan telah dipromosikan sejak bulan Oktober lalu.
“Upaya kongkret saat ini yang bisa kami lakukan yaitu mengalihkan konsumsi ke cabai rawit olahan. Cabai rawit olahan sudah ada di market place Tumbas. Kami sudah promosikan cabai rawit olahan ini sejak bulan Oktober lalu, semoga hujan cepat turun sehingga berimbas ke harga,” katanya.
Berdasarkan pantaun dari aplikasi Sinergi Smart, per 25 November 2023 terjadi kenaikan harga cabai terjadi di beberapa pasar di 18 kecamatan di Kabupaten Mojokerto, antara lain Pasar Pacet Rp 95 ribu per kilogram, Pasar Kutorejo Rp 92 ribu per kilogram, dan Pasar Tangunan Rp 90 ribu per kilogram.
Sedangkan harga cabai biasa berkisar antara Rp 35.000 hingga Rp 60.000 per kilogram. Harga cabai tertinggi ada di Pasar Pacet per 25 November 2023, sementara harga cabai terendah ada di Pasar Pohjejer di Kecamatan Gondang yakni Rp 54 ribu per kilogram.
Adapun rincian harga cabai rawit di 20 pasar yang ada di Kabupetan Mojokerto yakni :
Pasar Bagusan Rp 75.000/Kg
Pasar Bangsal Rp 70.000/Kg
Pasar Canggu Rp 75.000/Kg
Pasar Dinoyo Rp 75.000/Kg
Pasar Dlanggu Rp 80.000/Kg
Pasar Gempolkrep Rp 90.000/Kg
Pasar Kedungmaling Rp 60.000/Kg
Pasar Kemlagi Rp 70.000/Kg