Mojokerto, mojokerto.disway.id - Riyanto, warga Lingkungan Bacang, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, memiliki kreativitas yang tinggi untuk berkarya. Ia mampu menyulap limbah boks tempat buah menjadi pesawat remote control (RC) aeromodelling memiliki daya jual tinggi. Pesawat RC aeromodelling yang dibuatnya banyak digandrungi masyarakat.
Riyanto mengaku bahwa dulunya seorang konveksi pakaian dan sablon juga hobi bermain mobil RC. Namun, hobi itu berkembang atau berevolusi menjadi pesawat RC aeromodelling karena pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.
“Pesawat RC aeromodelling yang saya buat ini berbahan sejenis styrofom atau expanded polystyrene product (EPS), meskipun demikian tapi kuat dan padat bahannya,” jelasnya, Minggu (12/10/2023).
Riyanto, pria asal Mojokerto membuat pesawat dari sampah-Foto : Fio Atmaja-
Riyanto memilih bahan EPS foam karena bahan itu tepat untuk miniatur pesawat RC aeromodelling. Selain memiliki karakter yang paten, bahan itu juga memiliki berat relatif lebih ringan. Sehingga, bobot total satu pesawat utuh tidak terlalu berlebihan sehingga dapat mengudara dengan mudah.
“Memang ada beratnya sampai lebih dari 2 kg, tapi itu butuh torsi mesin besar juga, namun standar beratnya minimal 800-900 gram,” bebernya.
Menurutnya, untuk mendapatkan bahan sendiri sangat lah mudah, ia biasanya membeli dari pedagang buah. Per satu boks ukuran sekitar 80 cm, dengan harga Rp5 ribu sampai Rp10 ribu.
“Biasanya ini buat mengemas buah anggur. Saya beli bekasnya di pedagang buah atau ada agennya. Jadi ini sekaligus memanfaatkan limbah bekas,” katanya.
Riyanto menceritakan awal mulai terjun ke dunia RC sebenarnya sudah lama, dari hobi mobil RC terus sekitar tahun 2018 ia mulai menyukai pesawat RC aeromodelling.
“Pada awalnya karena tertarik uniknya itu, ia coba mengenal dengan bergabung ke Komunitas Aeromodelling Mojokerto. Kemudian saya coba bikin (miniatur pesawat) sendiri,” katanya.
Pada tahun 2020, ia mampu memproduksi pesawat sendiri (handmade), hal itu tidak lepas dari hobi sebelumnya yang digeluti akhirnya membuahkan hasil. Pesawat dibuatnya kebanyakan custom sendiri atau buat sendiri daripada beli jadi dari pabrik.
“Kalau buatan pabrikan agak sulit diaplikasikan dengan komponen lain. Untuk body pesawat kami buat sendiri, kemudian dikolaborasi dengan komponen - komponen mesin yang dibeli dari online,” ulasnya.
Sejauh ini, ia sudah mampu memproduksi sekitar 100 unit pesawat RC aeromodelling mayoritas buatannya miniatur pesawat trainer atau kelas pemula seperti pesawat cessna, piper cub, ataupun glider.
Pembeli miniatur pesawat karyanya merupakan para penghobi RC aeromodelling yang tersebar di wilayah Mojokerto, Malang, hingga Jogja. Orderan yang masuk pun bisa meningkat dua kali lipat saat musim kemarau.
“Orderan paling banyak kalau musim kemarau, karena banyak yang main. Kalau harga bervariasi kalau yang low budget Rp1,5 juta–Rp 3 juta, kalau bagus ada sampai Rp12 juta. Tergantung komponen mesinnya juga,” tambahnya.
Pembuatan pesawat sendiri bisa memakan waktu seminggu untuk membuat satu atau dua pesawat kecil berukuran 1,2 meter dan bagian tersulit saat memproduksi miniatur pesawat ramah lingkungan ini merakit setiap komponen dengan pola sepresisi mungkin. Sebab, jika meleset sedikit saja, miniatur pesawat bisa gagal mengudara. (*)