Surabaya, Mojokerto.disway.id - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Timur menargetkan pada 2024 mendatang berencana mewujudkan pembangunan koridor bus Trans Jatim sudah dibangun 7 - 10 koridor. Mengingat saat ini sudah terbangun 3 koridor bus Trans Jatim.
"Gubernur Khofifah memerintahkan ke Dishub Jatim untuk membangun koridor bus trans Jatim tersebut. Terutama koridor dari Bunder (Gresik) ke Paciran (Lamongan). Nantinya tersambung dengan pelabuhan kita yang ada di sana. Yakni yang tersambung ke arah Pulau Bawean, Pulau Pulang Pisau Kalimantan Tengah dan Pelabuhan Garongkong Kabupaten Barru Sulawesi Selatan," kata Kadishub Jatim, Nyono, Selasa (19/12/2023). Menurutnya, koridor tersebut bukan menambah trayek baru, tetapi merupakan scraping. “Yakni dua trayek bus yang lama ditukar dengan Bus Trans Jatim. Hanya saja yang kita perbaiki adalah layanannya. Seperti tepat waktu, aman, nyaman dan terjangkau,” katanya. Dengan adanya transportasi publik yang murah ini, lanjut Nyono, kemacetan dan kecelakaan bisa dikurangi. “Selain itu masyarakat tidak perlu lagi membeli Bahan Bakar Minyak (BBM), tidak perlu kredit kendaraan, sehingga emisi bisa dikurangi. Dan yang paling penting adalah bisa menurunkan angka kecelakaan,” jelasnya. Nyono mengatakan tahun depan targetnya bisa menyelesaikan satu setengah koridor. Yakni dari Bunder (Gresik) ke arah Paciran (Lamongan), kemudian yang dari Balongpanggang ke arah Bunder. ‘’Harapan kita selanjutnya adalah koridor Surabaya – Bangkalan. Semua lintasan koridor yang baru, sudah kami study secara ilmiah,” katanya. Menurutnya rencana pembangunan koridor ini telah siap mendapatkan alokasi anggaran. Nyono mengaku berusaha mengurangi subsidi dengan meluncurkan luxury Bus Trans Jatim. “Ini untuk menjaring kelas menengah ke atas. Jadi penumpang tidak lagi berdiri, bisa duduk, tidur dan santai. Namun tarifnya berbeda, kalau yang sekarang Rp5000, kemungkinan bisa Rp10.000,” jelasnya. Saat ditanya terkait anggaran, ia mengatakan yang dibutuhkan untuk 7 koridor sebesar Rp 200 miliar. Nyono juga menjelaskan load factor masing masing koridor yang sudah beroperasi saat ini. “Koridor 1 sudah 115 persen, untuk koridor 2 masih 50 persen karena tidak boleh masuk Joyoboyo dan koridor 3 merangkak ke angka 35 persen,” pungkasnya.