Mojokerto, mojokerto.disway.id - Memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto meminta warga untuk siap siaga pada potensi bencana hidrometeorologi.
"Status tanggap darurat bencana kekeringan dan kebakaran lahan dan hutan (karhutla) berakhir, terkini Kabupaten Mojokerto memasuki status tanggap bencana hidrometeorologi," ucap Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, Selasa (9/1/2024).
“Kabupaten Mojokerto saat ini masuk dalam status tanggap darurat bencana hidrometeorologi terhitung selama 150 hari sejak tanggal 2 Januari 2024 lalu. Bencana angin puting beliung yang tengah menjadi sorotan kami,” ungkapnya, Selasa (9/1/2024).
Atap rumah di Kemlagi, Kabupaten Mojokerto yang diterjang angin kencang-Dok. BPBD Kabupaten Mojokerto-
Khakim mengatakan, Kabupaten Mojokerto saat ini masuk dalam status tanggap darurat bencana hidrometeorologi terhitung selama 150 hari sejak tanggal 2 Januari 2024 lalu.
"Bencana angin puting beliung yang tengah menjadi sorotan kami saat ini," ujarnya.
BPBD Kabupaten Mojokerto tengah fokus mewaspadai cuaca dan arah angin, utamanya untuk mengantisipasi angin puting beliung. Seperti bencana angin puting beliung yang menyapu puluhan rumah di empat desa yang ada di Kecamatan Kemlagi pada, Senin (1/1/2024) lalu.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat di daerah perbukitan untuk tetap waspada saat terjadi hujan terutama dengan intensitas tinggi deras. Menurutnya, karena hal tersebut dapat memicu terjadinya tanah longsor.
“Masyarakat dihimbau agar berhati-hati dan waspada ketika hujan disertai kencang. Masyarakat juga agar waspada akan potensi pohon tumbang dan berhati-hati ketika berkendara ketika dalam keadaan hujan angin,” imbaunya.
Saat ini mereka tengah fokus penanganan dan kedaruratan tiga bencana hidrometeorologi yakni banjir, tanah longsor dan angin puting beliung.
Sebelumnya, bencana angin puting beliung menyapu empat desa di Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto di awal tahun 2024 pada, Senin (1/1/2024).
Puluhan rumah di empat desa tersebut dilaporkan mengalami kerusakan mulai dari ringan hingga parah. Empat desa tersebut yakni Desa Mojogebang, Pandan Krajan, Mojo Pilang dan Mojowono. (*)