Ucapan HUT ke 80 kemerdekaan RI - Tjiwi Kmia
Ucapan HUT ke 80 kemerdekaan RI - Disway Mojokerto

Rumah Pompa Peninggalan Belanda di Mojokerto, Saksi Bisu Sejarah Pengairan Perkebunan Tebu di Mojokerto

Rumah Pompa Peninggalan Belanda di Mojokerto, Saksi Bisu Sejarah Pengairan Perkebunan Tebu di Mojokerto

Bangunan peninggalan Belanda di Mojokerto masih berdiri kokoh-Foto : Fio Atmaja-

Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Rumah pompa air peninggalan Belanda bernama Pompstation Djapanan di Desa Japanan, Kemlagi, Mojokerto, kini kondisinya terbengkalai. Bangunan tua di tepi Sungai Marmoyo itu dulunya berfungsi mengairi perkebunan tebu milik Pabrik Gula (PG) Gempolkrep.

Bangunan diperkirakan berdiri pada 1911 itu masih menyisakan angka tahun “191” di dindingnya. Angka terakhir sudah terkelupas sehingga tahun pasti tidak terbaca. 

Fungsinya kala itu sangat vital, yakni memompa air Sungai Marmoyo ke tangki penampung dan menyalurkannya lewat jaringan pipa besi menuju lahan perkebunan tebu di utara sungai.

Sejarahwan Mojokerto, Ayuhanafiq menyebut pembangunan pompa air ini erat kaitannya dengan ekspansi industri gula di awal 1900-an. 

Saat itu ribuan hektare sawah berubah fungsi menjadi kebun tebu, dan ada 12 pabrik gula beroperasi di Mojokerto. Salah satunya PG Gempolkrep yang dipimpin Pierre Eschauzier.


Kondisi pompa air peninggalan Belanda berfungsi sebagai pengairan perkebunan tebu di wilayah utara Sungai Brantas Minangka Mojokerto. -Foto : Fio Atmaja-

“Mojokerto menjadi pusat investasi gula karena ketersediaan air. Tanaman tebu sangat bergantung pada air untuk tumbuh maksimal,” ujarnya, Senin, 18  Agustus 2025. 

Lahan dengan pengairan yang baik selalu menjadi sasaran garap pabrik gula untuk disewa. Tetapi kemudian timbul persoalan setelah diketahui bahwa akan terjadi krisis bahan pangan jika sewa lahan produktif dilakukan secara serampangan. 

Solusi yang ditawarkan oleh pemerintah kolonial pada para pengusaha gula adalah membangun jaringan irigasi untuk mengairi lahan yang dianggap kurang produktif, semisal lahan tadah hujan atau tanah rawa tidak pernah kering. 

BACA JUGA:Tidak Perlu Renovasi! 7 Ide Dekorasi Murah untuk Kamar Estetik

BACA JUGA:Kisah Lepaskan Penat Jiwa di Sudut Sederhana Kursi Mini Market

Lahan non produktif tersebut bisa ditanami setelah ada jaringan pengairan atau sebaliknya dikeringkan terlebih dahulu.

"Saran itu diterima dengan sistem penyediaan tanah dan tenaga kerja oleh pemerintah jajahan,  sementara para pengusaha yang tergabung dalam sindikat pabrik gula menyediakan biaya pembangunannya," bebernya. 


Rumah Pompa Peninggalan Belanda di Mojokerto-Foto : Fio Atmaja-

Sumber:

b