Warga Ketangi Dlanggu Rumahnya Terdampak Longsor Mengusulkan Untuk Direlokasi

Senin 29-04-2024,17:20 WIB
Reporter : Fio Atmaja
Editor : Eno

Mojokerto, mojokerto.disway.id - Enam warga RT 1/RW1 Dusun Ketangi, Desa Ngembeh, Dlanggu, Mojokerto yang rumahnya terdampak longsor akibat terkikisnya tebing Sungai Raharjo Tirta mengusulkan pada Pemkab Mojokerto untuk direlokasi rumahnya.

Permintaan tersebut disampaikan warga saat Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati meninjau langsung kondisi 8 rumah warga yang terdampak longsor, Senin (29/4/2024).

Salah satu warga rumahnya terdampak, Iswati mengatakan, karena kalau menunggu penanganan atau pembangunan terlalu lama, ia meminta untuk relokasi atau pindah rumah.

"Saya bersedia pindah rumah jika nantinya Pemkab Mojokerto akan merelokasi dan menyediakan tempat tinggal," ungkapnya.

Sementara itu, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati menjelaskan bahwa pihaknya akan segera mencarikan solusi terkait masalah tersebut. Mengingat, kondisi rumah warga semakin tergerus akibat longsor di tebing Sungai Raharjo Tirta. 

"Sungai tersebut kewenangan BBWS Brantas atau provinsi, sedangkan pemkab hanya berkoordinasi. Akan kami rapatkan ke provinsi dengan BBWS Brantas untuk segera menentukan solusi baik di tanggul ataupun rumah warga di relokasi," terangnya.

Upaya tersebut dilakukan, mengingat bahaya erosi terus berjalan, kondisi tergerusnya tebing itu tidak waktu hujan saja namun bisa sewaktu - waktu bisa terjadi karena kontur tanahnya curam dan berpasir.

Ditempat yang sama, Kalaksa BPBD Kabupaten Mojokerto, Yo’ie Afrida Soesetyo Djati menambhakan, terkait upaya penanggulangan nantinya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

"Kami sudah melaporkan ke provinsi terkait langkah penanganan ini. Sedangkan untuk rencana relokasi warga itu menunggu keputusan setelah nanti rapat dengan provinsi baik kesiapan lahannya dimana, anggarannya berapa dan teknisinya seperti apa," imbuhnya.

Dari hasil audensi dengan 8 warga rumahnya terancam longsor ada 6 orang meminta untuk direlokasi, sedangkan 2 meminta tetap tinggal di lokasi

"Kami akan berupaya dan kami menghimbau masyarakat bisa jaga diri, kalau sudah membahayakan jangan memaksakan untuk beraktivitas dirumah terlalu lama," tandasnya.

Pihak BPBD Kabupaten Mojokerto sendiri telah mendirikan posko penanganan bencana yang bisa dijadikan warga untuk mengungsi kapanpun. 

Terkikisnya tebing tersebut sudah berlangsung sejak 2012 hingga 2024. Sedangkan untuk kondisi tebing yang terkikis sepanjang 400 meter dengan ketinggian sekitar 30 meter. Sedangkan jarak kondisi rumah warga beberapa sudah ada yang ambruk dan sangat dekat dengan lokasi longsor.

"Kemarin jarak rumah dengan lokasi longsor sekitar 1 meter, saat ini terus tergerus dan sudah mencapai beberapa bangunan rumah," tandasnya. (*)

Kategori :