Mojokerto, mojokerto.disway.id - Kota Mojokerto yang terkenal dengan julukan Kota Onde-onde, ternyata juga memiliki daya tarik selain kuliner khas itu.
Salah satu keberadaan perajin batik. Meski bukan julukan kota batik, namun batik khas Kota Mojokerto memiliki ciri khas tersendiri yang menarik.
Salah satu perajin batik berkontribusi pada kekayaan budaya Kota Mojokerto yakni Shofia Masro (52). Dia seorang pengusaha memiliki galeri batik di Jalan Majapahit, Suratan Gang 1 (Belakang Puskesmas Suratan), Kelurahan Kranggan, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto.
Batik Shofia Mojokerto mempekerjakan 6 orang-Fio Atmaja-
"Saya awalnya mengikuti pelatihan membuat batik pada tahun 2012. Bahkan, saat memegang canting awalnya kurang percaya diri (PD) untuk membatik. Namun setelah belajar membatik dan terus saya aplikasikan ke kain, langsung warnanya itu ada yang suka, dan akhirnya ada yang beli," ucapnya, Senin (2/10/2023).
Dengan semangat, ia mempelajari seluruh tahapan dalam pembuatan batik, termasuk membentuk pola, menggambar motif, mencanting, dan mewarnai.
Karirnya sebagai perajin batik semakin berkembang, dan mulai mendapat kepercayaan membuat batik dari pejabat-pejabat Kota Mojokerto. Bahkan, ia sering berpartisipasi dalam pameran batik, baik di Kota Mojokerto maupun di luar kota.
Shofia menjelaskan, awal mula membuka usaha batik pada tahun 2016 dengan nama Batik Shofia. Selain membuka usaha batik, ia aktif mengikuti program Kelorisasi yang diadakan Pemerintah Kota Mojokerto.
"Dari program tersebut saya bisa menghasilkan batik bermotif kelor yanv mendapat banyak perhatian dari pejabat dan masyarakat," katanya.
Atas konsistensi dalam menekuni batik, ia banyak menghasilkan banyak motif batik. Salah satu motif batik mempunyai ciri khas Mojokerto yakni, motif Buah Mojo, Surya Majapahit, Merico Bolong, dan Sisik Gringsing.
Selain itu, ada enam motif dicipatkan sendiri, seperti Daun Kelor, Mengkudu, Bunga Seroja, Rojo Deleng, Bunga Seruni, dan Buah Manggis.
Keberhasilan Shofia dalam dunia batik tidak hanya berdampak pada kreativitasnya tetapi juga dalam menciptakan lapangan kerja.
"Saat ini saya memiliki enam karyawan membantu dalam berbagai tahap produksi batik," bebernya.
Shofia juga menerima pesanan batik dalam jumlah besar, termasuk seragam batik untuk berbagai instansi. Dari organisasi perangkat daerah (OPD) hingga pesanan dari luar kota dan bahkan luar negeri, seperti Korea.
Dari ketekunannya membatik, Shofia berhasil meraih penghasilan puluhan juta setiap bulannya. Namun, ia tidak lupa memberi pesan inspiratif pada perajin batik pemula.