Pelajar Lintas Agama di Jombang Belajar Konservasi Sungai

Sabtu 11-05-2024,18:10 WIB
Reporter : Fio Atmaja
Editor : Eno

Jombang, lmojokerto.disway.id - Ecoton dan Himpunan Pegiat Adiwiyata Indonesia (HPAI) melakukan pelatihan "Student for River Conservation Interfaith" pada pelajar lintas agama di taman Kebon Ratu, Kabupaten Jombang, Sabtu (11/5/2024).

Pelatihan ini melibatkan partisipasi pelajar sekolah, yakni siswa SMP/MTS dan siswa pada sekolah Menengah Atas (MA) dengan  menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan bangsa, serta mendukung pemerintah sedang giat mengusung program moderasi beragama.

Kepala Kemenag Kabupaten Jombang, Muhajir menjelaskan, sebagai khalifah di bumi wajib menjaga dan melestarikan bumi. "Sesama sebagai warga negara harus terikat dengan ukhuwah fathoniah, persahabatan antar sesama warga," terangnya.


Suasana pelatihan -Ecoton for Disway Mojokerto-

Sementara itu, Kabid Pengelolaan Sampah dan RTH Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang, Amin Kurniawan mengatakan, alam mempunyai kemampuan untuk purifikasi yaitu bisa memulihkan dirinya sendiri. 

Meskipun mempunyai kemampuan tersebut kalau limbah atau sampah dibuang jumlahnya terlalu banyak, maka lingkungan alam tidak mampu untuk memulihkan dirinya, artinya mempunyai kapasitas. 

Baca Juga; Studi IPEN, Temukan 500 Bahan Kimia Berbahaya dalam Pelet Plastik Daur Ulang dari 13 Negara, Termasuk Indonesi

"Peran serta pelajar dalam pengelolaan sumberdaya air wajib untuk melestarikan dan menjaga lingkungan disekitar, agar tidak terlalu banyak sampah atau limbah yang terbuang ke sungai," bebernya.

Peneliti Ecoton, Amiruddin Muttaqin menambahkan, pemantauan kualitas air sungai dapat dilakukan dengan cara mudah dan menyenangkan, salah satunya dengan biotilik, mikroplastik dan kualitas air lainnya berbasis citizen science, yaitu ilmu sains berbasis masyarakat. 

Baca Juga: Aksi Teatrikal Aktivis Lingkungan, Tuntut Jepang Berhenti Kirim Sampah Plastik ke Indonesia

"Tujuannya agar masyarakat dengan mudah menilai kualitas air disekitarnya tanpa harus ke laboratorium," imbuhnya.

Dalam kegiatan tersebut, para siswa - siswi lintas agama dari SMP-SMA melakukan uji kualitas air meliputi biomonitoring biotilik, identifikasi mikroplastik dan uji air parameter fisika dan kimia. Hasilnya adalah ditemukan mikroplastik bentuk fiber, filamen dan fragmen. 

Salah satu siswi SMP Petra Jombang, Fransiska menyebutkan dari hasil uji biotilik di Sungai Rejoagung ditemukan mikroplastik.

"Dari hasil uji biotilik Sungai rejoagung mendapat limbah dari limbah domestik dan tercemar sedang," sebutnya.

Sebagai penutup peserta menulis ayat perintah untuk konservasi air sungai dari alkitabnya masing-masing, mulai dari Katolik, Konghucu, Kristen, Hindu, Buddha, dan Islam. (*)

Kategori :

Terpopuler