Mojokerto, mojokerto.disway.id – Penjabat Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro secara resmi melakukan kick off implementasi Integrasi Layanan Primer (ILP) di Kota Mojokerto di Saphire Ballroom Hotel Ayola Sunrise, Rabu (17/7/2024).
ILP merupakan sebuah program yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk penguatan pelayanan kesehatan primer, yaitu pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas, posyandu dan Pustu yang sifatnya promotive dan preventif. Dengan gol masyarakat yang sehat dan mandiri di seluruh kelompok umur dari bayi, balita, kelompok usia sekolah, kelompok usia produktif sampai dengan lansia.
Ali Kuncoro menuturkan bahwa implementasi ILP ini sebagai kegiatan yang konkret, nyata bagaimana seluruh bersama-sama melakukan sebuah transformasi dalam bidang kesehatan.
“Semuanya sudah harus kolaborasi multi stakeholder, semangatnya harus kebersamaan tidak bisa egosentris, dan hari ini sudah kita lakukan seluruh kepala OPD kita minta komitmennya, sehingga Pemerintah Kota Mojokerto ini concern dalam bidang kesehatan,” kata sosok yang akrab disapa Mas Pj ini.
Dalam kesempatan ini, Mas Pj juga menyampaikan berdasarkan data BPS indeks kesehatan Kota Mojokerto tahun 2023 sudah berada diatas indeks kesehatan Provinsi Jawa Timur.
“Indeks Kesehatan Kota Mojokerto 0,86 diatas angkarata-rata provinsi yaitu 0,84. Meski demikian tidak boleh cepat berpuas diri karena saat ini seluruh daerah telah berpacu melakukan kinerja-kinerja produktif supaya masyarakatnya semakin sejahtera dan bahagia,” tegasnya.
Ditambahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DinkesP2KB) Farida Mariana sebenarnya ILP di Kota Mojokerto sudah mulai dilakukan sejak akhir 2022 dengan sosialisasi yang dilanjutkan dengan uji coba di 11 Posyandu pada bulan Juli 2024.
“Target ke depan ILP akan dilaksanakan di 63 Posyandu, 6 puskesmas yang ada di Kota Mojokerto wajib melaksakan,” terangnya.
Terkait sumber daya dalam melaksanakan ILP, Farida menyampaikan Pemerintah Kota Mojokerto memiki cukup SDM dan mempunyai nilai lebih dengan adanya prameswari yang tidak dimiliki oleh daerah lain dan semuanya diberdayakan untuk pelaksanaan ILP.
“Kita memiliki 426 tenaga kesehatan, 83 prameswari, 1621 kader motivator, 306 TPK, 786 kader kesehatan remaja, dan 222 kader KB,” terangnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dengan implementasi ILP, pemeriksaan karena pemerriksaan yang komprehensif maka konsekuensinya waktu pemeriksaan akan lebih lama.