Tiga Desa di Kabupaten Mojokerto Krisis Air Bersih, BPBD Jatim Terus Lakukan Droping

Selasa 06-08-2024,17:49 WIB
Reporter : Fio Atmaja
Editor : Elsa Fifajanti

Mojokerto, Mojokerto.disway.id - Dropping air bersih untuk tiga desa di Kabupaten Mojokerto mengalami krisis air terus berlanjut, setelah sebelumnya dibantu Pemkab Mojokerto, kini bantuan air bersih dilakukan oleh BPBD Provinsi Jatim. 

Krisis air bersih tersebut melanda 8.320 jiwa di Kecamatan Ngoro dan Trawas terdampak selama musim kemarau. krisis air bersih terjadi di Desa Kunjorowesi, Manduro Manggung Gajah, dan Duyung. 

Sementara itu, di Desa Manduro Manggung Gajah, 1.861 jiwa dari Dusun Buluresik 996 jiwa dan Dusun Gajah Mungkur 865 jiwa juga mengalami kesulitan air bersih.

Di Desa Duyung, Kecamatan Trawas, dua dusun, Dusun Bantal dan Dusun Duyung, yang tersebar di 16 RT, sangat kekurangan air bersih karena debit sumber air bersih semakin berkurang. Dusun Bantal dengan 789 jiwa dan Dusun Duyung dengan 702 jiwa juga terdampak krisis air.

"Dalam satu hari, ada truk 10 tangki yang dikirim ke tiga desa yang terdampak dengan rincian, Desa Kunjorowesi 4 truk tangki, Desa Manduro Manggung Gajah 3, dan Desa Duyung 3," terang Kalaksa BPBD Provinsi Jatim, Gatot Soebroto, Selasa (6/8/2024). 


BPBD Provinsi Jatim dan BPBD Kabupaten Mojokerto saat membagikan bantuan air bersih di Dusun Kandangan, Desa Kunjorowesi, Ngoro, Mojokerto, Selasa (6/8/2024).-Foto : Fio Atmaja-

Selain menyuplai air bersih berjumlah 340 tangki selama satu bulan terhitung sejak tanggal 6 Agustus 2024, pihaknya juga membagikan tandon air 8 buah di Desa Kunjorowesi, Manduro Manggung Gajah 6 buah, dan Duyung 6 buah dan tersisa 2 buah di taruh di BPBD Kabupaten Mojokerto untuk cadangan jika ada daerah di Mojokerto membutuhkan. 

"Kami juga membagikan perlengkapan lain seperti terpal dan jerigen untuk membantu warga yang terdampak," ujarnya. 

Pihaknya juga terus berkomunikasi dengan BPBD Kabupaten Mojokerto untuk mencari solusi jangka panjang dalam penanganan kekeringan ini.

BACA JUGA:Tiga Desa di Kaki Gunung Penanggungan Mojokerto Alami Krisis Air Bersih 

Gatot menjelaskan, memang ada rencana pipanisasi untuk daerah Kunjorowesi yang diambilkan dari Air Terjun Dlundung Trawas, namun saat dicek debit air berkurang. 

"Saat dicek debit air berkurang,  jadi kami mencari sumber air yang debitnya mencukupi agar bisa dilakukan pipanisasi," tandasnya. 

BACA JUGA:Potensi Hujan terjadi Hingga Akhir April, BPBD Mojokerto Imbau Masyarakat Waspada

Sebelumnya, BPBD Kabupaten Mojokerto telah melakukan dropping air bersih sejak 1 Juli hingga 3 Agustus 2024, dengan anggaran yang bersumber dari APBD 2024. Bantuan air dari Perumdam Mojopahit telah bekerja sama dengan Pemkab Mojokerto untuk mengatasi krisis ini.

Krisis air bersih terjadi sejak Mei 2024. Yaitu sejak memasuki musim kemarau. Sedangkan selama musim hujan, warga menampung air hujan di kolam masing-masing untuk mandi, mencuci dan masak.

Kategori :