Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Dewan Pengurus Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Mojokerto Raya menyerukan kongres persatuan sebagai solusi atas dualisme terjadi di tubuh Dewan Pengurus Pusat (DPP GMNI).
Dualisme kepemimpinan antara Arjuna Putra Aldino, dan Imanuel Cahyadi ini telah berlangsung sejak Kongres Ambon 2019, dan dinilai menghambat roda organisasi.
Ketua DPC GMNI Mojokerto Raya, Agung Nurdiansah mengatakan, perpecahan yang terjadi hanya memperburuk kondisi organisasi dan mencederai semangat perjuangan GMNI.
BACA JUGA:Cegah Perang Sarung dan Balap Liar di Kota Mojokerto, Polisi Gencarkan Patroli
"Dualisme ini hanya menghambat jalannya organisasi, sehingga terjadi kondisi kontra-revolusioner," ujarnya, Senin, 3 Maret 2025.
Sebagai bentuk sikap, DPC GMNI Mojokerto Raya menolak dualisme yang mencederai kebesaran organisasi dan mendesak agar segera diselenggarakan kongres persatuan.
"Kami tidak melegitimasi DPP mana pun sampai adanya kongres persatuan. Jika kongres hanya diselenggarakan oleh salah satu DPP, kami tidak akan ikut serta," tegasnya.
Menurut Agung, GMNI sebagai organisasi kader dan perjuangan memiliki sejarah panjang dalam memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan, demokrasi, dan keadilan sosial. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya persatuan dan soliditas demi keberlanjutan perjuangan yang lebih besar.
Sebagai rumah besar kaum nasionalis, GMNI harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan organisasi.
BACA JUGA:Usai Apel, Wali Kota Tancap Gas Rapat Staf Perdana Ajak Sukseskan Panca Cita dan Asta Cita
DPC GMNI Mojokerto Raya pun mengajak seluruh kader untuk menahan diri dari tindakan yang dapat memperkeruh situasi serta mengedepankan dialog konstruktif guna mencapai solusi terbaik.
"Persatuan GMNI adalah fondasi utama dalam menghadapi tantangan kebangsaan dan kemahasiswaan ke depan," tambahnya.
DPC GMNI Mojokerto Raya juga mendorong seluruh pihak untuk kembali kepada semangat kekeluargaan dan menjunjung tinggi marwah organisasi, demi menghindari perpecahan yang dapat melemahkan gerakan mahasiswa nasional Indonesia.
Sebagai organisasi yang berpegang pada asas perjuangan marhaenisme, GMNI diharapkan tetap menjadi pelopor dalam membela kepentingan rakyat dan bangsa.