Mojokerto, Diswaymojokerto.id – Tim Mewlafor membentuk Kelompok Wanita Tani dalam Proyek Mewlafor. Hal itu dilakukan sebagai salah saty langkah melibatkan perempuan dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan dalam Proyek Mewlafor.
Fasilitator Regional Jawa Timur Proyek Mewlafor, Sutisna, S. Hut, M.P., mengatakan, pembentukan Kelompok Wanita Tani dilakukan di Kelompok Tani Hutan (KTH) Alas di Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas. KWT dibentuk bersama Tarji, Kades Penanggungan, Kecamatan Trawas, dan Ketua KTH Alas, Slamet, di Kawasan Wisata Lembah Kecubung, Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas.
‘’Pembentukan Kelompok Wanita Tani ini sebagai salah satu langkah melibatikan perempuan dalam proyek Mewlafor. Banyak peran perempuan yang dibutuhkan dalam proyek Mewlafor ini, terutama terkait perawatan dan pemeliharaan tanaman dan penanganan pasca panen,’’ katanya.
Tim Mewlafor membentuk Kelompok Wanita Tani sbagai bagian dari program pemberdayaan perempuan dalam Proyek Mewlafor. KWT yang dibentuk di Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas bersama Kades Penanggngan, Tarji, dan Slamet, Ketua KTH Alas, bersama Fasilitator-andung - disway mojokerto-
Seperti diketahui, Kabupaten Mojokerto mendapat Proyek Mewlafor dari lembaga pendaaan internasional, GEF (Global Environment Facility) dalam program GEF 7. Program yang diberi nama Proyek Mewlafor atau penyelamatan kawasan tangakapan air melalui rehabilituasi hutan dan lahan itu antara lain melakukan penanaman pohon atau afgroforestri, penananam bambu, dan pembuautan bipori dan sumur resapan.
BACA JUGA:Rayakan Idul Adha, Lapas Kelas IIB Mojokerto Bakar 5.000 Tusuk Sate Bareng Warga Binaan
Penanaman pohon dalam rehabilitasi hutan dan lahan melibatkan 24 Kelompok Tani Hutan (KTH) di wilayah 7 kecamatan di Kabupaten Mojokerto, dan Kecamatan Wonosalam, Kabuparen Jombang. ‘’Semuanya berada di kawasan hulu Sub DAS Brantas. Jadi 7 wilayah kecamatan di Kabuaten Mojokerto semua berada di daerah hulu Sub DAS Brantas, juga eilayah di Kecamatan Wonosalam, Jombang’’ katanya.
Penanaman pohon Proyek Mewlafor dilakukan di lahan seluas 251 hektar di Kawasan hulu dan melibatkan kelompok tani hutan. Jumlah bibit tanaman yang dibagikan sebanyak 100 ribu lebih bibit pohon tanaman keras.
‘’Bibit pohon dibagikan secara cuma-cuma kepada KTH dan ditanam di lahan Perhutanan Sosial dan lahan di kawasan hutan. Bibit yag dibagikan diantaranya ada bibit Apukat, Duku, Kelengkeng, Mangga, Durian, dan beberapa bibit pohon lainnya,’’ tuturnya.
Fasilitator Regional Jawa Timur Proyek Mewlafor, Sutisna, S.Hut, M.P, bersama Kades Penanggungan, Kecamatan Trawas, Tarji, dalam pembentukan Kelompok Wanita Tani di kawasan Wisata Le,mbah Kecubung di Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas-andung - disway mojokerto-
Selain mendapat bibit pohon secara gratis, petani hutan anggota KTH juga mendapat bantuan biaya perawatan. ‘’Dari pengadaan bibit, pemeliharaan atau perawatan sampai panen, semua dibiayai Proyek Mewlafor,’’ sahutnya.
BACA JUGA:Satu Jemaah Haji Asal Mojokerto Meninggal Dunia Usai Lempar Jumrah di Makkah
BACA JUGA:Dahlan Iskan Serahkan Kurban1 Ekor Sapi untuk Mushola Nurul Islam di Gondang Mojokerto
Saat ini, Proyek Mewlafor mengunjak tahun ke 2 dengan program pembuatan biopori dan sumur resapan. Program pembuatan biopori akan dilakukan dengan melibatkan sekolah adiwiyata, sekilah hijau di daerah 7 wilayah kecamatan, serta beberapa sekolah di Kota Mojokerto.
Tim Aliansi Air Majapawitra bersama salah satu perwakilan UNIDO Indonesia di sela-sela mengikuti Dialog Nasional Implementasi GEF 7 di Jakarta. UNIDO bersama Aliansi Air mengajukan proposal dalam Program GEF 7 dan fasilitasi dan Kementerian Lingkungan Hid-dok Aliansi Air Majapawitra for Disway Mojokerto -Tim Mewlaforaa
Sedangkan program pembuatan sumur resapan juga dilakukan di 7 wilayah kecamatan sebagai upaya menambah debit air tanah. Hal itu karena program dalam proyek mewlafor diantaranya bertujuan memulihkan debit mata air di wilayah Kabupaten Mojokerto.
Seperti diketahui, Proyek Mewlafor diinisiasi United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dan Aliansi Air Majapawitra melaui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2018. UNIDO dan Aliansi Air Majapwitra juga mengikuti Dialog Nasional implementasi GEF 7 di Indonesia yang difasilitiasi KLHK di Jakarta, pada bulan September 2018.