Jombang, Diswaymojokerto.id - Musim panen kopi telah dimulai di Dusun Mendiro, Desa Panglungan, Wonosalam, Jombang. Para petani kopi di kawasan ini bersyukur karena hasil panen kopi varietas robusta tahun ini terbilang melimpah dibanding musim sebelumnya.
Salah satu petani kopi, Asmat (60) mengatakan, hasil panen dari kebun kopinya yang seluas 4 hektar di kawasan petak 15 RPH Carangwulun, KPH Jombang, diperkirakan bisa mencapai 70 kilogram kopi petik campur per hari.
“Dalam satu hari bisa dapat satu sak karung goni atau sekitar 70 kg kopi,” ujar Asmat kepada Disway Mojokerto, Jumat, 4 Juli 2025.
Asmat, yang telah menanam kopi sejak tahun 2004, menjelaskan, cuaca yang relatif mendukung meskipun kemarau basah membuat buah kopi lebih banyak dan sehat. Dibandingkan tahun sebelumnya, panen tahun ini terbilang lebih bagus.
Mengawali panen kopi, petani kopi asal Dusun Mendiro memanen kopi menggunakan sistem petik campur-Foto : Fio Atmaja-
Di kebunnya, ia menanam tiga jenis kopi yaitu robusta, robusta klon banglan, dan excelsa, namun jenis robusta masih menjadi unggulan.
Panen dilakukan dengan metode petik campur yang berarti semua buah kopi, baik merah, kuning, maupun hijau, dipetik secara bersamaan.
"Memang secara kualitas lebih baik petik merah, namun biaya yang dibutuhkan jauh lebih tinggi," katanya.
Harga jual glondongan basah kopi robusta petik campur saat ini sekitar Rp 12.500/kg, sedangkan petik merah mencapai Rp 13.500/kg.
Karena musim ini cuaca kurang mendukung untuk pengeringan, para petani seperti Asmat memilih menjual kopi glodongan basah langsung ke pengepul.
Asmat, petani kopi menunjukkan butiran kopi yang dipanennya-Foto : Fio Atmaja-
“Kami tidak jemur sendiri karena cuaca tidak mendukung. Jadi langsung dijual ke pengepul,” ungkapnya.
Rata-rata satu pohon kopi menghasilkan 3 kg buah, dan dalam satu hektare bisa mencapai 3 ton kopi.