Resik-Resik Peken, Bupati Mojokerto Ajak Warga Peduli Lingkungan

Kamis 16-10-2025,08:38 WIB
Reporter : Andung
Editor : Andung

Mojokerto, Diswaymojokerto.id – Bupati Mojokerto, Muhammad AL Barraa, mengajak warga utnuk peduli lingkungan. Hal itu disampaikan dalam puncak acara World Cleanup Day Indonesia (WCDI) 2025 di Pasar Raya Mojosari, Rabu, 15 Oktober 2025.

Puncak acara WCDI 2025 dengan tema Resik-Resik Peken yang digelar DLH Kabupaten Mojokerto diikuti para pejabat di lingkungan Pemkab Mojokerto, termasuk Plt Direktur RS dr Soekandar, Mojosari, dr Gigih Setijawan, beberapa camat, juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Mojokerto. Selain itu juga diikuti relawan penduli lingkungan, seperti Aliansi Air Maja Pawitra, ISM, WeHAsta, FKP Mojokerto, FKS Kabuoaten Mojokerto, siswa sekolah, perusahaan, serta masyarakat.

Kepala DLH Kabupaten Mojokerto, Rachmat Suharyono, mengatakan, World Clean Up Day merupakan gerakan global yang digelar setiap tahun antara tanggal 15 September hingga 15 Oktober. ‘’Gerakan ini sebagai respons terhadap darurat sampah dunia. Masalah sampah tidak hanya ada semua kabupaten dan kota di Indonesia, tapi juga menjadi masalah krusial di dunia,’’ katanya.


Bupati Mojokerto menyerahkan keranjang sampah kepada petugas kebersihan dalam rangkaian WCDI 2025 Resik-Resik Peken di Pasar Raya Mojoksari, Rabu, 15 Oktobner 2025 -andung - disway mojokerto-

Untuk Kabupaten Mojokerto, sampah juga membutuhkan perhatian lebih dari semua kalangan masyarakat. Di Pasar Raya Mojosari, produksi sampah tiap hari ada sekitar 4 ton, dna di seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto ada sekitar 90 ton sampah.

BACA JUGA:Auidensi ke KemenPAN RB, DPRD Kota Mojokerto Terus Perjuangkan Nasib 18 Non ASN yang Tidak Lolos PPPK

‘’Kalau penanganan sampah tidak diawali dari rumah tangga dan lingkungan, maka masalah sampah akan menjadi hal sangat serius. TPA bukan tempat pembuangan akhir sampah, melainkan tempat pemrosesan akhir sampah. Jadi sampah sejak awal harus dipilah dan dimulai dari rumah, bukan semuanya dilimpahkan di TPA,’’ tambahnya.

Karena itu, WCDI diharapkan menjadi gerakan monumental yang tidak hanya menjadi momentum tahunan. ‘’Tetapi dapat berkelanjutan dan berkesinambungan. Kami berharap seluruh pihak memberi perhatian penuh terhadap kedaruratan sampah di Kabupaten Mojokerto,’’ sahutnya.

Disebutkan, saat ini kondisi TPA Karangdieng saat ini sudah mengkhawatirkan dengan tumpukan sampah mencapai 2 meter di atas tanggul. Rachmat juga memaparkan, di Kbaupaten Mojokerto saat ini ada 30 TPS3R, namun yang aktif masih di bawah 10.


Bupati Mojokerto dialog dengan siswa SMK PGRI dan SMAN 1 Mojosari dalam Resik-Resik Peken WCDI 2025, Rabu, 15 Oktober 2025-andung - disway mojokerto-

‘’Ini tantangan besar agar semua TPS3R di Kabupaten Mojokerto bisa aktif sehingga maslaah sampah bisa direduksi melalui kegiatan di TPS3R,’’ jelasnya.

BACA JUGA:Pasar Literasi Hadir di Mojokerto, Promo dan Diskon Buku Siap Manjakan Pengunjung

BACA JUGA:Komplotan Maling Gasak Pikap di Pacet Mojokerto, Uang Puluhan Juta Raib

Pihaknya yakin, dibantu semua elemen masyarakat seperti para relawan, pegiat lingkungan, dan pelaku industri yang sudah mulai sadar, bisa ditangani dengan lebih baik. ‘’Sampah menjadi masalah kita bersama. Kita membutuhkan bumi, dan bumi membutuhkan kita,” jelasnya.

Rangkaian kegiatan WCDI telah dimulai sejak 15 September lalu, diawali dengan aksi bersih-bersih sampah di bantaran Sungai Kalipuro. DLH juga melaksanakan kegiatan pemeliharaan jalur hijau di wilayah Mojosari hingga Pungging, serta perawatan taman-taman kota, termasuk di RTH Mojosari, RSUD R.A. Basoeni, dan RTH Sooko.

DLH Kabupaten Mojokerto juga melakukan pembinaan sekolah hijau (Green Schoo) dan akan mengadakan pelatihan pengelolaan sampah di sekolah-sekolah dengan melibatkan Tim Penggerak PKK Kabupaten Mojokerto serta organisasi peduli lingkungan. ‘’Dengan pembinaan di sekolah, kkita membiasakan masyarakat peduli lingkungan sejak dini,’’ tandasnya.


Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Mojokerto, Ning Hana, menyerahkan pupuk kompos kepada perwakilan siswa yang ikut dalam WCDI 2025 di Pasar aya Mojosari, Rabu 25 Oktober 2025 -andung - disway mojokerto-

Sementara  Bupati Mojokerto, Muhammad Albarraa menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Gus Barraa, sapaan akrabnya, mengimbau masyarakat untuk memilah dan memilih sampah sejak dari rumah dengan membedakan antara sampah organik dan anorganik.

BACA JUGA:Ruang TU dan Arsip Sekolah di Mojokerto Terbakar

Langkah sederhana ini diyakini mampu mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). “Sampah organik bisa terurai sendiri, sedangkan sampah anorganik tidak bisa terurai. Maka, sampah yang sampai ke TPA seharusnya bukan lagi sampah mentah, melainkan residu saja. Jadi, langkah ini untuk mengurangi volume sampah yang ada di Kabupaten Mojokerto,’’ katanya.

Gus Bupati juga menegaskan bahwa pengurangan sampah tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi membutuhkan kolaborasi seluruh elemen masyarakat. Ia mencontohkan kegiatan edukatif yang melibatkan pelajar SMK PGRI dan SMA Negeri 1 Mojosari yang diajarkan membuat kompos dan eco-enzym dari sampah organik.

Pada kesempatan itu bupati juga melakukan dialog dengan para siswa yang mengikuti kegiatan WCDI di pasar Raya Mojosari. ‘’Jadi mereka tahu nilainya, bahwa sampah ini bisa menjadi eco-enzym atau bisa menjadi kompos, sehingga sampah ini bisa dikurangi,’’ ungkapnya.

Pada WCDI di Pasar Raya Mojosari itu bupati juga menyerahkan alat bantu kebersihan secara simbolis kepada para relawan sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan kebersihan berkelanjutan.

Kategori :