Mojokerto, Diswaymojokerto.id – Manajemen Aone Trawas berkomitmen memperhatikan lingkungan dan menjaga konservasi alam di lokasi wisata Aone Trawas, di Desa Trawas, Kecamatan Trawas. Hal itu disampaikan Johan, pimpinan Aone Trawas saat pertemuan dengan Anggota Komisi VI DPRI RI, Abdul Hakim Bafagih, Kepala KPH Pasuruan, Ivan Cahyo Susanto, bersama beberapa warga Trawas, pengurus TPS3R, WeHasta, pegiat lingkungan di Tawas, organisasi lingkungan Aliansi Air, dan Kades Trawas, Wulyono, di ruang pertemuan Aone Trawas, Sabtu, 18 Oktober, 2025.
Abdul Hakim Bafagih, anggota Komisi VI DPR RI, datang ke Aone Trawas, tempat wisata yang terletak di kawasan lahan hutan milik Perhutani di bagian atas Reco Lanang di Desa Trawas, Kecamatan Trawas, terkait pengaduan masyarakat mengenai indikasi pembangunan Kawasan wisata yang kurang memperhatikan kondisi lingkungan. Karena Mojokerto merupakan daerah pemilihan (dapil) Abdul Hakim Bafagih, dia kemudian mendatangi lokasi Aone Trawas, setelah sebelumnya sempat menghubungi Perhutani yang sebagai pemilik Kawasan tersebut, terkait aduan tersebut. ‘’Saya kesini tidak untuk mencari kesalahan, namun untuk membantu mencari solusi dari permasalah yang diadukan,’’ katanya.
Hakim Bafagih menyebutkan, Di DPR RI, dia ada di Komisi VI yang membidangi Perdagangan, Kawasan Perdagangan dan Pengawasan Persaingan Usaha, dan BUMN. ‘’Masalah lingkungan sebenarnya bukan wilayah saya, tapi karena ini dapil saya, maka saya berkepentingan datang ke sini,’’ katanya.
Abdul Hakim Bafagih (dua dari kiri), Anggota Komisi VI DPR RI mendengarkan penjelasan dari warga terkait pengaduan yang disampaikan tentang pengaruh lokasi wisata Aone Trawas terhadap lingkungan di wilayah bawah lokasi tersebut-andung - disway mojokerto-
Dan, karena Perhutani adalah salah BUMN, dia juga merasa perlu untuk membantu mencari solusi dari pengaduan masyarakat. Dia kemudian meminta penjelasan dari masyarakat terkait aduan yang disampaikan. Sambil berjalan di lokasi Aone Trawas, dia mendapat penjelasan mengenai keberadaan Aone Trawas dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
BACA JUGA:Mojokerto Diterpa Cuaca Panas Ekstrem, Ini Faktor Penyebabnya
BACA JUGA:PJT I Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Jaga ketahanan Air di Wilayah Sungai Brantas
Di kawasan bawah lokasi wisata Aone Trawas adalah daerah tangkapan air dan keberadaan Aone Trawas dinilai bisa mempengaruhi keberadaan dan keberlangsungan mata air di sekitar itu. Usai mendengarkan penjelasan dari warga dan pegiat lingkungan, termasuk Kepala Desa Trawas, Kecamatan Trawas, Wulyono sambil melihat lokasi, pertemuan dilanjutkan dengan dialog di ruang pertemuan di lokasi tersebut.
Pada pertemuan itu, Kepala KPH Perhutani Pasuruan, Ivan Cahyo Susanto menjelaskan mekanisme kerjasama antara Perhutani dengan Aone Trawas. ‘’Ada klausul yang menyebutkan tidak boleh ada penebangan pohon, dan ada peninjauan atau evaluasi setiap 2 tahun atas kerjasama yang dilakukan. Kami melakuan kerjasama dengan beberapa kelompok usaha masyarakat di daerah sini, dan ada penanaman pohon juga yang dilakukan di Kawasan ini,’’ katanya.
Beberapa warga kemudian menjelaskan beberapa hal terkait pengaduan yang disampaikan, termasuk mengenai perlunya menjada keberadaan mata air dan perlunya upaya agar air tidak langsug turun kea rah bawah, namun bisa meresap ke dalam tanah. Aulia, pegiat lingkungan dari WeHasta, menyebutkan, perlunya menjaga kondisi air dengan membuat rorak.
Kades Trawas, Wulyono (dua dari kanan) menjelaskan kepada Abdul; Hakim Bafagih tentang pengaduan warga atas keberadaan Aone Trawas-andung - disway mojokerto-
Selain itu juga menjaga agar pohon pinus di tempat tersebut tetap hidup dengan baik dengan menjaga kondisi tanah agar tetap baik untuk pertumbuhan. ‘’Tanah di Kawasan hutan ini seperti spon yang bisa menyimpan air, sehingga harus dijaga. Selain rorak, juga perlu penanaman bambu agar kondisi air di Kawasan ini tetap terjaga, karena bambu bisa menyimpan air dalam jumlah yang signifikan,’’ katanya.
BACA JUGA:Pembobol Konter Handphone di Mojokerto Diringkus Polisi
BACA JUGA:Baru Dibuka, Cafe Lawu 33 Jadi Ruang Belajar Bagi Siswa Penyandang Disabilitas
Sementara Wulyono, Kades Trawas, menyebutkan di sekitar situ ada 7 mata air yang harus dijaga. ‘’Ke 7 mata air ini harus dijaga keberadaannya, jangan sampai keberadaan Aone Trawas berpengaruh negatif tehadap mata air yang ada,’’ katanya.
Sementara Sisyantoko, dari WeHasta juga menyampaikan agar keberadan Aone Trawas tidak berengaruh negative terhadap kebetadaan air di daerah bawah. ‘’Memang kenyataannya kondisi air di bawah jadi berkurang. Kami harap piha Aoen Trawas juga memperhatikan hal itu. Eentah nanti dilakukan pemasangan biopori atau sumur resapan, silakan, yang jelas kami berharap keberlangsung dan keberadaan air di wilayah bawah tidak terganggu,’’ katanya.
Sisyantoko juga menyebutkan, banyak hal terkait dengan kondisi lingkungan yang berada di wilayah bawah. ‘’Ini juga terkait dengan tata kelola hutan, tata kelola sampah. Kita semua harus memperhatikan,’’ sahutnya.
Sementara Andung A Kurniawan, dari Aliansi Air Maja Pawitra yang juga ikut hadir dalam pertemuan itu menyebutkan pentingnya konservasi air yang harus diperhatikan. Disebutkan, ada peraturan bupati yang menyebutkan bahwa setiap pembangunan gedung dengan luas 36 meter persegi harus dibangun sumur resapan dengan ukuran 1 meter kubik.
BACA JUGA:Pemkab Jember-Bondowoso-Situbondo Teken Layanan Publik Terintegrasi Berbasis Aglomerasi
BACA JUGA:Wali Kota Mojokerto Buka Ruang Dialog dengan Pengurus dan Pengawas KKMP Prajuritkulon
Andung yang juga Direktur Disway Mojokerto juga menjelaskan pentingnya dibuat sumur resapan di kawasan catchment area (daerah tangkapan air) untuk menjaga debit air tanah. ‘’Karena saat ini kondisi mata air di Mojokerto juga banyak berkurang, bahkan banyak yang mati,’’ katanya.
Karena itu, Aone Trawas juga diminta membuat sumur resapan sesuai Perbup nomor 13 tahun 2015 tentang sumur resapan. ‘’Bisa dibuat suur resapan sesuai luasan lahan yang digunakan, Sumur resapan juga penting agar air tidak deras mengalir ke wilayah bawah secara langsung,’’ tambahnya.
Dari dialog tersebut, Johan, pimpinan Aone Trawas menyebutkan, pihaknya memahami apa yang disampaikan dan berkomitmen menerima masukan yang sudah disampaikan tersebut. ‘’Kami akan menjaga agar kondisi alam di sini lestari. Karena keberadaaan dan keberlangsungan lingkungan di tempat ini juga menjadi salah satu tujuan kami,’’ katanya.
Disebutkan, pihaknya memang perlu banyak masukan terkait pemeliharaan lingkungan di Kawasan tersebut. ‘’Saya sangat berterima kasih atas berbabagai masukannya. Kita sama-sama menjaga lingkungan. Kami juga mohon masukan yang lain dan akan melibatkan pihak terkait yang berkompeten untuk membuat kawasan ini makin terjaga lingkungannya,’’ sahutnya.
BACA JUGA:Santri dan Alumni Lirboyo Mojokerto Datangi DPRD, Desak Chairul Tanjung Minta Maaf Secara Terbuka
Dari pertemuan tersebut, Abdul Hakim Bafagih mencatat beberapa poin terkait kesepakatan yang sudah dicapai. Dia berharap pihak Aone Trawas dan warga terus berkomunikasi dan pihaknya akan berusaha menjembatani.