Ecoton dan Indonesia Power Bangun Wisata Citizen Science di Wonosalam Jombang

Senin 13-11-2023,11:58 WIB
Reporter : Fio Atmaja
Editor : Elsa Fifajanti

Jombang, Mojokerto.disway.id - Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton) bekerja sama dengan Indonesia Power membangun wisata berbasis citizen science di Kecamatan Wonosalam, Jombang.

Wisata ini merupakan gerakan untuk melindungi lingkungan berbasis masyarakat, bertujuan untuk membantu pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Wisata ini mengajak masyarakat untuk tidak hanya memanfaatkan, tapi juga memantau sumber daya alam yang ada di sekitarnya.

Citizen science merupakan istilah digunakan untuk menunjukkan partisipasi sukarela dalam pengumpulan informasi, berupa data hingga analisis yang dilakukan masyarakat umum.

Pada kegiatan tersebut peran serta masyarakat dalam melakukan pendataan atau penelitian berbasis ilmiah, dimana masyarakat umum atau lokasi dari tempat kita bekerja dilatih untuk mengumpulkan data, melakukan analisis kemudian memonitor upaya konservasi. Citizen science menghubungkan manusia dan alam melalui ilmu pengetahuan yang sederhana namun berkontribusi besar bagi pelestarian alam.

Salah satu lokasi wisata berbasis citizen science dibangun Ecoton dan Indonesia Power berada di Kecamatan Wonosalam yang kondisi alamnya masih sangat lestari. Di sini, masyarakat setempat yang tergabung dalam kelompok maupun komunitas diajak untuk turut serta dalam pemantauan biologis di hutan, sungai, dan tanaman. Mereka juga belajar mengenal keanekaragaman hayati dengan cara sederhana maupun dengan alat khusus.

Peneliti Ecoton, Amiruddin Muttaqin, mengatakan, pengembangan wisata berbasis partisipasi masyarakat ini merupakan bagian dari program dalam upaya melestarikan dan menjaga lingkungan. Beberapa komunitas yang ada di Wonosalam dilibatkan dalam program ini.

“Jadi masyarakat umum sudah ikut serta dalam pemantauan biologis di Wonosalam. Banyak juga dari pelajar yang datang ke sini atau dari universitas yang mengikuti program Citizen Science di sini,” ujar Amir, Senin (13/11/2023).

Salah satu komunitas dan kelompok masyarakat yang sudah menerapkan program tersebut yakni Kelompok Peduli Lingkungan (KELINGAN) dari Desa Wonosalam yang beranggotakan perempuan. Kelompok ini sudah mulai terbiasa memandu wisatawan untuk melakukan biomonitoring   dan mengecek kulaitas air dengan memanfaatkan aliran sungai yang ada Wonosalam yang menjadi bagian dari Sungai Brantas.

“Mereka bahkan bisa mendeteksi kondisi air dengan menggunakan cara sederhana, yaitu dengan serangga anggang-anggang. Jika sungai tersebut ada anggang-anggangnya, dipastikan sungai tersebut tidak terkontaminasi limbah berbahaya,” katanya.

Selain itu, ada juga Komunitas Polisi Air berasal dari SMPN 1 Wonosalam juga terlibat dalam pemantauan kondisi air sungai di Wonosalam. Komunitas ini juga melakukan edukasi kepada masyarakat tentang sampah di sungai dan   pentingnya menjaga kualitas air sungai.

Tidak hanya itu, ada juga Kelompok Pelindung Hutan dan Pelestari Mata Air atau KTH Kepuh hadir dengan upaya yang telah dilakukan untuk membantu masyarakat berada di Dusun Mendiro, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, terutama dalam memecahkan masalah hutan gundul dan kekeringan sumber mata air di sana.

Kelompok ini melakukan monitoring sumber mata air, membangun ekowisata, reboisasi, dan memanfatakan hasil hutan non kayu untuk produk oleh oleh. Kelompok ini telah mendapat banyak penghargaan antara lain, meraih Juara 1 Tingkat Nasional Lomba Wana Lestari kategori Kelompok Tani Hutan (KTH), Juara III Lomba Duta Hari Air se Dunia 2019 di wilayah Sungai Brantas dalam rangka memperingati hari air sedunia tahun 2019. Penerima Penghargaan Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan dalam rangka hari Lingkungan se-dunia.

Ecoton juga melibatkan Madrasah Aliyah Faser memanfaatkan Hutan Lindung sebagai laboraturium alam dan juga Taman Kehati yang terletak di Desa Sumberejo, Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang yang di kelola oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang   dan merupakan salah satu kawasan pencadangan sumber daya alam hayati lokal di Jawa Timur.

Saat ini terdapat 133 spesies tumbuhan langka endemic Provinsi Jawa Timur dengan sekitar 3.000 individu pohon dipelihara sebagai koleksi ilmiah. Sekitar 46 spesies telah dideskripsikan manfaat dan perannya bagi kehidupan masyarakat.

Amir menambahkan, Wonosalam mempunyai sejarah penting bagi peneliti bahkan peneliti dunia bernama Alfred Russel Wallace dari Inggris, ia datang ke Wonosalam pada tahun 1861 untuk meneliti keaneragaman hayati di Wonosalam. Wallace mengumpulkan berbagai jenis spisemen serangga, ayam hutan dan berbagai burung, utamanya burung merak dan rangkong, serta juga mengunjungi kebun - kebun kopi.

“Sampai sekarang, kopi tetap menjadi salah satu komoditas perkebunan utama petani di Wonosalam, selain cengkih dan kakao serta berbagai jenis durian,” imbuhnya.

Program wisata berbasis citizen science yang diinisiasi Ecoton dan Indonesia Power Grati   ini ternyata berkelanjutan hingga sekarang. Data yang dikumpulkan masyarakat digunakan untuk melihat kondisi keanekaragaman hayati untuk membantu aksi konservasi.

Pihaknya berharap program ini dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. “Kami harap masyarakat dapat menjadi agen perubahan positif bagi lingkungan. Kami juga mengajak masyarakat untuk mengunjungi wisata berbasis citizen science ini dan belajar bersama dengan alam,dengan datang ke Wonsoalam akan memberikan apresiasi bagi masyarakat sudah menjaga hutan , mata air dan keanekaragaman hayati sebagai bagian dari pencegahan perubahan iklim," tuturnya.

Kategori :