Pemkab Mojokerto Perkuat Garda Gizi Lewat Bimtek Juknis MBG Revisi III
Peserta Bimtek Pembahasan Juknis Revisi III Program MBG di Pemkab Mojokerto-Foto : Kominfo Pemkab Mojokerto-
Mojokerto, diswaymojokerto.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus memperkuat garda terdepan pelayanan gizi daerah melalui penyelenggaraan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembahasan Juknis Revisi III Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kegiatan ini bertujuan menyeragamkan pemahaman mengenai mekanisme terbaru, menyegarkan kembali tugas dan fungsi petugas gizi, serta memastikan implementasi MBG berjalan lebih terarah dan tepat sasaran sesuai ketentuan Pemerintah Pusat.
Bimtek tersebut digelar di Rumah Dinas Wakil Bupati Mojokerto, Desa Kenanten, Kecamatan Puri, pada Sabtu 15 November 2025. Kegiatan yang diikuti para Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mojokerto tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Mojokerto, Muhammad Rizal Octavian.
Acara menghadirkan narasumber dari Badan Gizi Nasional yang memaparkan perubahan Juknis Revisi III MBG sebagaimana tertuang dalam SK Kepala Badan Gizi Nasional Nomor 244 Tahun 2025.

Wabup Mojokerto Rizal Octavian bersama nara sumber dari Badan Gizi Nasional-Foto : Kominfo Pemkab Mojokerto-
Selain pembahasan substansi revisi juknis, forum ini juga dimanfaatkan untuk memperkuat koordinasi lintas sektor, mulai dari pemerintah desa, sekolah, puskesmas, PKK, UMKM pangan lokal hingga perangkat daerah guna memastikan pelaksanaan MBG lebih terpadu dan saling mendukung.
Wakil Bupati yang akrab disapa Mas Wabup menegaskan, para Kepala SPPG adalah garda terdepan yang menentukan keberhasilan pelaksanaan MBG di lapangan.
Ia menekankan bahwa kebijakan dan regulasi tidak akan membawa dampak nyata tanpa implementasi yang baik oleh petugas gizi yang berinteraksi langsung dengan masyarakat.
BACA JUGA:Truk Tangki Masuk Jurang di Pacet Mojokerto Diduga Akibat Rem Blong, Sopir Selamat
BACA JUGA:Korpri Kota Mojokerto Berbagi, Sasar Balita Stunting dan Lansia Sebatang Kara
“Anda semua adalah motor penggerak. Tanpa peran semuanya, seluruh aturan dan kebijakan hanya akan menjadi dokumen tanpa dampak,” tegas Wabup.
Wabup yang berlatar belakang seorang dokter itu menjelaskan, tantangan pemenuhan gizi di Mojokerto dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kondisi sosial ekonomi keluarga, pemahaman masyarakat tentang pangan bergizi, serta pola konsumsi anak dan remaja yang belum ideal. Karena itu, peran petugas gizi di lapangan menjadi sangat menentukan keberhasilan program.

Wabup Mojokerto Muhamad Rizal Octavian-Foto : Kominfo Pemkab Mojokerto-
"MBG bukan hanya soal menyediakan makanan sehat, tetapi juga mengubah perilaku konsumsi masyarakat. Ini tugas mulia sekaligus tantangan besar," ujarnya.
Sumber:

