HUT ke 79 RI Tjiwi Kimia

Tekan Angka Stunting, Pemkab Mojokerto Terus Gencarkan Program 'Gelora Cinta'

Tekan Angka Stunting, Pemkab Mojokerto Terus Gencarkan Program 'Gelora Cinta'

Cagah anak stunting harus dilakukan sejak dini. Bupati juga tekankan menjaga asupan nutrisi anak agar tidak stunting-Kominfo Kabupaten Mojokerto for Disway Mojokerto-

Mojokerto, mojokerto.disway.id - Penurunan angka stunting di Kabupaten Mojokerto terus digeber Pemkab  Mojokerto. Salah satunya melalui Program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta) dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Satyangatra).

Kali ini pelaksanaan 'Gelora Cinta' Dan Pusyangatra menyasar para ibu dan anak-anak Desa Selotapak, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.

Program yang diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto ini turut dihadiri oleh Camat Trawas beserta Forkopimca, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Trawas, Kepala Desa Selotapak dan Ibu Kepala Desa, Kepala KUA serta Kelapa Puskesmas Kecamatan Trawas.


Bupati Mojokerto Ikfina Rahmawati mensosialisasikan program Gelora Cinta dan Pusyangatra-Foto : Dinas Kominfo Kabupaten Mojokerto-

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengungkapkan, penyebab terjadinya stunting diakibatkan dua hal yakni kekurangan gizi kronis serta infeksi secara berulang.

"Stunting ini penting karena pertumbuhan otak anak kita terjadi mulai dia berada di kandungan hingga usia lima tahun, kalau sudah 5 tahun selesai pembentukan otaknya. Sehingga janin di dalam kandungan itu tidak boleh kurang gizi karena akan berpengaruh pada proses pembentukan otaknya. Dan nanti menyebabkan tingkat kecerdasannya berkurang," ucapnya pada Rabu, (8/5) sore.

Selain itu, Bupati Ikfina juga menjelaskan, ada beberapa tolak ukur yang dapat menentukan bayi yang terpenuhi gizinya dan bayi yang mengalami stunting.

"Jadi tolak ukur gizinya balita ini kurang atau tidak bisa dilihat dari panjang badannya, berat badannya, dan lingkar kepalanya. Jadi kalau anaknya kurus nanti juga lingkar kepalanya jadi kecil," ungkapnya.

BACA JUGA:Turunkan Stunting dan Wujudkan Lansia Mandiri, Bupati Terus Galakkan SEHATI Dan SEJOLI

BACA JUGA:Cegah Stunting dan Obesitas, Pemkab Mojokerto Gandeng Ajinomoto Beri Edukasi Makanan Gizi Seimbang

Selanjutnya, terkait dengan kriteria bayi yang sehat, Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto itu juga menyampaikan bahwa bayi yang sehat adalah bayi yang memiliki berat badan ideal.

"Bayi ini kriteria sehatnya juga banyak jadi tidak harus gemuk, kalau dinilai dari berat badan maka dia harus berada di posisi hijau. Karena kalau gemuk pun nantinya bisa berpotensi terkena obesitas. Dan bisa dari perkembangan, apakah sudah sesuai dengan perkembangannya," ujarnya.

Selain itu, untuk mencegah terjadinya bayi lahir stunting, Bupati Ikfina juga mengimbau agar pasangan usia subur (PUS) terlalu tua untuk tidak hamil, karena sangat beresiko melahirkan bayi stunting.

"Tolong yang usianya diatas 35 tahun, saya minta tolong untuk jangan hamil. Karena produksi sel telur ini juga usianya sudah tua dan sudah banyak yang rusak. Dan nantinya juga bisa beresiko untuk ibu dan anaknya," tuturnya.

Sumber:

b