Melihat Lebih Dekat Relief Situs Selokelir di Gunung Penanggungan, Ada Relif Seorang Resi
Ornamen tengkorak ditemukan di Situs Selokelir.-Foto : Fio Atmaja-
Mojokerto, Mojokerto.disway.id - Situs Selokelir yang terletak di lereng Gunung Penanggungan Desa Kedungudi, Trawas, Mojokerto memiliki relief - relief indah dan penuh makna, bahkan ada relief seorang resi disana.
Ahli Epigrafi, Ismail Lutfi mengatakan, beberapa relief di Situs Selokelir memang masih menjadi tanda tanya, namun ia bisa mengidentifikasi ada beberapa tokoh yang ada di relief tersebut.
"Dalam relief tersebut terdapat keberadaan seorang tokoh seperti Brahmana atau seorang resi digambarkan seperti orang berbeda dengan kebanyakan bayangan orang yang menggambarkan bahwa sosok resi menggunakan sorban, tapi ini berbeda," terangnya.
BACA JUGA:Batu Angka Tahun Ditemukan Saat Ekskavasi Situs Selokelir Mojokerto
BACA JUGA:Ekskavasi Situs Selokelir Tahap IV Dilanjutkan, Ungkap Struktur Bangunan di Sisi Barat
Tokoh tersebut mempunyai kumis yang panjang tetapi dia menunjukkan seorang resi karena posisinya duduk di bawah kemudian memegang sebuah alat dan ada beberapa orang datang dengan tangan seperti menyembah.
Disi lain, juga terdapat sebuah relief lain juga ditemukan di Situs Selokelir menggambarkan bahwa resi itu kemudian membawa sebuah Genta.
Candi selokelir yang tengah diekskavasi-Foto : Fio Atmaja-
"Genta itu seperti para pedanda (ulama/pendeta) yang ada di Bali. Selain itu dihadapan resi itu juga terdapat beberapa sesajian, termasuk ada sajian selain makanan-makanan juga ada kepala kerbau dan ini menunjukkan bahwa memang fungsi dari tokoh ini sebagai seorang resi," bebernya.
Selain relief juga terdapat ornamen tengkorak yang kalau dikaitkan dengan masa Hindu - Budhha itu memang hubungannya adalah persoalan bisa hubungkan dengan satu aliran tertentu. Biasanya ornamen tersebut ditempatkan pada gerbang atau tangga naik ke atas.
Dalam agama di masa Hindu dan Budhha itu ada aliran mengedepankan simbol berupa tengkorak tapi ada juga hubungannya dengan persoalan berharap agar terbebas dari petaka.
"Jadi kehadiran simbol tengkorak itu tidak selalu berhubungan dengan persoalan kematian persoalan apa yang menyeramkan tapi juga ada semacam harapan agar terbebas dari hal-hal yang namanya mala atau petaka," ujarnya.
Beberapa temuan lepas juga ditemukan di halaman dua meliputi bahan gerabah seperti genting, fragmen, miniatur atap, kendi, piring, dan keramik. Selain itu juga ada temuan batu seperti lumpang.
Menurutnya, batu itu bukan lumpang karena ukurannya besar. Jadi keberadaan batu tersebut harus dibedakan terlebih dahulu karena di tempat bangunan suci itu unsur air merupakan kewajiban, karena di daerah gunung maka jauh dari sumber air seperti sungai danau, maka air itu dibentuk dalam wadah untuk tempat air dalam kepentingan ritual keagamaan itu.
Sumber: