Hindari ''Phone Snubbing'', Rapat Dinas di Pemkot Mojokerto Tak Diperkenankan Bawa Ponsel

Hindari ''Phone Snubbing'', Rapat Dinas di Pemkot Mojokerto Tak Diperkenankan Bawa Ponsel

Peserta rapat di Lingkungan Pemkot Mojokerto mengumpulkan ponsel di keranjang yang telah disediakan-Foto : Dinas Kominfo Kota Mojokerto-

Mojokerto, mojokerto.disway.id - Pj Wali Kota Mojokerto M Ali Kuncoro mencetuskan gagasan baru di lingkungan PemkotMojokerto. Yakni, rapat tanpa memegang telepon seluler (ponsel). Hal ini dilakukan agar rapat bisa fokus dan outputnya membuat lebih produktif dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. 

Karena tidak boleh membawa ponsel, maka setiap peserta rapat wajib mengumpulkan ponselnya pada satu keranjang khusus yang telah disediakan. 

BACA JUGA:Mas Pj Wali Kota Relaunching CFD Trembesi Meri, Sejahterakan dan Tingkatkan Ekonomi Warga

"Kebiasaan mengumpulkan HP ini mulai kami berlakukan sejak pagi kemarin. Saya ingin semua yang ikut rapat fokus. Fisik dan pikirannya hadir untuk rapat. Bukan yang fisiknya hadir, tapi malah sibuk scrolling sosmed atau istilah gen Z sekarang ini phone snubbing, yang membuat rapat jadi tidak fokus dan tidak produktif," tutur Pj Wali kota Mojokerto Ali Kuncoro, Rabu (4/6).

Tidak bisa dipungkiri, kemajuan teknologi dan kehadiran media sosial semakin sulit untuk dipisahkan dalam keseharian manusia. Keberadaan media sosial seperti WhatsApp, membantu jajaran pemkot untuk melakukan pekerjaan sehari-hari, seperti berkoordinasi ataupun berbagi informasi.
Ponsel diletakkan di keranjang yang telah disediakan-Foto : Dinas Kominfo Kota Mojokerto-

Namun, ada beragam media sosial lainnya yang juga banyak dimanfaatkan, sehingga mengakibatkan arus informasi semakin sulit dibendung. Pesan informasi di beragam media sosial tersebut juga dikemas berupa konten yang sangat menarik, sehingga memicu terjadinya distraksi digital.

"Tidak ada yang salah dengan sosial media. Tapi, sekarang seringnya adalah, niat awal buka WA, mau balas satu chat penting. Selesai membalas, bukan ditutup kok jadi buka yang lainnya. Nah, itu sudah jadi kebiasaan mayoritas kita saat ini. Jadinya sulit fokus, konsentrasinya terpecah," tutur Ali Kuncoro.

BACA JUGA:Pria Paruh Baya Ditemukan Meninggal di Panti Pijat Mojokerto

BACA JUGA:Kenalkan TOGA dan Pengobatan Tradisonal, Kelurahan Wates Punya Edu Wisata SI HEBAT

BACA JUGA:Sepinya Pasar Ketidur dari Transaksi Jual Beli, masih di Batas Kewajaran

Mengutip artikel Harvard Business Review (2015), kajian yang dilakukan Cliford Nass dari Stanford University menunjukkan, seseorang yang terbiasa berkegiatan sambil tetap sibuk memperhatikan konten digital, ternyata tidak memperhatikan, mengingat, dan mengatur tugasnya sebaik orang yang tetap fokus pada satu hal di satu waktu. Hal ini tentu saja berakibat pada turunnya produktivitas dan keterlibatan, baik di kantor maupun di rumah.

"Ini memang terlihat kecil, sederhana. Tapi semoga ini bisa menjadi ikhtiar kami, untuk semakin meningkatkan pelayanan untuk masyarakat. Karena dengan rapat-rapat yang kondusif, akan menghasilkan kebijakan berkualitas, yang nantinya berpengaruh ke masyarakat," pungkas Mas Pj, sapaan akrab Pj Wali Kota. (*)

 

 

Sumber:

b