HUT ke 79 RI Tjiwi Kimia

Tekan Angka Stunting, Bupati Bina KPM di 4 Kecamatan

Tekan Angka Stunting, Bupati Bina KPM di 4 Kecamatan

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menjelaskan pencegahan stunting kepada KPM 4 kecamatan di wilayah eks pembantu bupati di Jabung-kominfo Kab Mojokerto for Disway Mojokerto-

Mojokerto, Diswaymojokerto.id – Untuk menekan angka stunting, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati terus melakukan pembinaan para Kader Pembangunan Manusia (KPM). Kali ini pembinaan dilakukan di 4 kecamatan eks wilayah Pembantu Bupati di Jabung.

Pembinaan KPM untuk menguatkan fondasi pencegahan stunting itu di 4 wilayah kecamatan yakni Kecamatan Trawas, Kecamatan Pacet, Kecamatan Gondang, dan Kecamatan Jatirejo itu dilakukan di pendapa Kecamatan Pacet. Pada pembinaan KPM tersebut, Ikfina lebih focus membahas aksi konvergensi pencegahan stunting hingga kiat pencegahan yang harus dilakukan.

Dijelaskan, aksi konvergensi merupakan intervensi yang dilakukan secara terpadu, terkoordinir dan bersama-sama yang menyasar kelompok prioritas di desa. ‘’Pencegahan ini sangat penting agar ke depan bisa dihindarkan stunting secara menyeluruh,’’ katanya.

Ikfina menyebutkan, stunting disebabkan banyak faktor dan sangat kompleks. ‘’Sehingga perlu dilakukan upaya dan kerjasama yang bersifat menyeluruh, massif, dan fokus pada hal-hal yang menyebabkan stunting,’’ tuturnya.

BACA JUGA:Meski Belum Tahapan Kampanye, Bawaslu Kota Tetap Lakukan Pengawasan Netralitas ASN

Menurut Ikfina, menangani stunting tidak cukup hanya denghan memberi makan atau nutrisi saja. ‘’Yang juga harus diperhatikan adalah pengetahuan dan mental, serta hal-hal yang bisa menjadi atau mempengaruhi munculnya penyebab stunting sejak dini,’’ sahutnya.


Bupati Mojokerto, dr Ikfina Fahmawati, M.Si dalam pembinaan KPM untuk mencegah stunting-kominfo Kab Mojokerto for Disway Mojokerto-

Disebutkan, aksi konvergensi juga harus dilakukan dengan melibatkan berbagai stakeholder, termasuk lintas sektoral. ‘’Dari tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten dan institusi lebih tinggi dengan wilayah yang lebih luas,’’ paparnya.

Ikfina juga menyebutkan, setiap pihak harus bertanggung jawab dan fokus pada permasalahan pencegahan dan pengurangan angka stunting. ‘’Aksi konvergensi ini sangat penting dan harus diterapkan di Bumi Majapahit,’’ tegasnya.

Sedangkan untuk balita stunting, Ikfina menyebutkan, penyebab terjadinya stunting juga bisa dari banyak hal. Seperti bayi lahir prematur yang bisa disebabkan perlakukan yang memadai selama kehamilan.

BACA JUGA:Meski Belum Tahapan Kampanye, Bawaslu Kota Tetap Lakukan Pengawasan Netralitas ASN

Selain itu, bisa juga ibu hamil dengan kondisi KEK (kekurangan energi kronis), ibu hamil risti (risiko tinggi) dan adanya kehamilan yang tidak diinginkan. ‘’ini bisa menjadi penyebab stunting dan harus dihindari dengan cara memberikan pemahaman tentang nutrisi dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari,’’ sahutnya.

Terkait bayi stunting karena kehamilan yang tidak diinginkan, Ikfina menunturkan, pihaknya telah menyerukan sekolah-sekolah di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. ‘’Kami sudah menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah di bawah Dinas Pendidikan agar m emperhatikan siswanya. Para pendidik harus bertanggungjawab mengawasi siswanya,’’ tandasnya

Dengan demikian, pihaknya berharap ada pencegahan kehamilan di lingkup pelajar yang bisa mengakibatkan bayi stunting karena usia yang belum matang. Sekolah di lingkup Dinas Pendidikan harus bertanggungjawab atas siswa-siswinya.

Kalau ada siswa yang hamil di luar nikah, maka guru dan kepala sekolahnya  akan mendapat catatan khusus pada kinerjanya. ‘’Catatan kinerja kepala sekolah yang bersangkutan akan dikurangi, jadi muridnya harus selalu diawasi,’’ tegasnya.

BACA JUGA:Dikeluhkan Masyarakat, SPBU Bhayangkara di Kota Mojokerto Langsung Disidak

Ikfina juga menjelaskan, terkait pemberian ASI, harus diberikan pada 6 bulan pertama kelahiran. ‘’ASI eksklusif sangat penting untuk kondisi bayi yang baru lahir dan sangat berpengaruh terhadap imun atau kekebalan tubuh bayi,’’ tambahnya lagi.

Ditkenkan juga pentingnya penanganan bayi dengan kondisi gizi kurang dan gizi buruk. ‘’Ini harus diseriusi agar tidak sampai terjadi bayi stunting. ‘’Para anggota KPM di tiap desa harus fokus terhadap kinerjanya, termasuk dalam mengolah data dan temuan di lapangan. Ini nanti bisa dijadikan dasar penanganan dan kebijakan lebih lanjut,’’ pungkasnya.

Sumber:

b