Saresehan Budaya Nilai Luhur Kesuksesan dengan Jiwa Tenang, Dahlan Iskan Dapat Hadiah Pusaka
Dahlan ISkan, founder Disway News Network menerima hadiah pusaka Keris Tilamsari dari Ibnu Sutanto, founder Yayasan Bimasakti pada Saresehan Budaya Nilai Luhur Kesuksesan dengan Jiwa Tenang dan Bahagia di Bimasakti Farm di Desa Claket, Pacet-andung - disway mojokerto-
Mojokerto, Diswaymojokerto.id – Saresehan Budaya Nilai-Nilai Luhur Kesuksesan dengan Jiwa Tenang dan Bahagia di Bimasakti Farm di Claket, Dahlan Iskan mendapat hadiah pusaka. Pusaka berupa keris berdapur Tilamsari itu diserahkan Founder Yayasan Bima Sakti Peduli Negeri, Ibnu Sunanto.
‘’Tilamsari bermakna keindahan dan ketentraman kehidupan, termasuk ketantraman dalam rumah tangga dan bebrayan agung,’’ kata Ibnu Sutanto sebelum menyerahkan keris kepada Dahlan Iskan.
Selain itu, Tilamsari juga mempunyai pamor Pulotirto yang menggambarkan kesuburan dalam arti luas. ‘’Juga harmoni atau keseimbangan dalam kehidupan. Ini menjadi simbol cinta dan penghormatan kita semua kepada Bapak Dahlan Iskan,’’ tambahnya.
Ibnu SUtanto, Ketua Yayasan Bimasakti Peduli Negeri memberi sambutan pada Saresehan Budaya Nilai Luhur Kesuksesan dengan Jiwa Tenang dan Bahagia.-andung - disway mojokerto-
Saresehan Budaya dengan tema Nilai Luhur Kesuksesan dengan Jiwa Tenang dan Bahagia tersebut digelar di Bimasakti Farm di Desa Claket, Kecamatan Pacet, Jumat 20/12/24, malam. Saresehan dihadiri forkopimca Pacet, wakil Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga Kabupaten Mojokerto, Kades Pacet, ratusan pelestari budaya dari berbagai daerah di Mojokerto, Jombang, Pasuruan, Surabaya, Malang, Tengger, dan lainnya.
BACA JUGA:Nikmati Serunya Libur Nataru 2024/2025 dengan Kereta New Generation Keberangkatan Daop 8 Surabaya
Saresehan budaya yang digelar 3 lapan atau setiap 105 hari sekali (satu lapan = 35 hari), sempat turun hujan deras sebelum acara dimulai. Meskipun demikian, para budayawan hadir dan mengikuti acara dengan pembicara tunggal Dahlan Iskan itu sampai selesai.
Pada saresehan yang dibuka dengan menggunakan Bahasa Jawa Krama Inggil tersebut, Dahlan Iskan yang datang mengenakan kaos hitam lengan panjang dengan celana warna coklat dengan motif batik di bagian depan dan warna hitam di bagian belakang itu, mengupas keluhuran kehidupan yang diajarkan orang tua atau sesepuh. Saresehan lebih banyak diisi dengan diskusi dengan para budayawan dan pelestari budaya.
Pada awal saresehan, Dahlan Iskan mengulik tentang dunia yang akan cukup digunakan untuk hidup semua orang, namun tidak akan cukup untuk hidup 5 orang yang rakus. ‘’Kalau yang hidup di dunia ini seperti kita yang hadir malam ini, berarapun yang hidup di dunia ini akan cukup,’’ katanya.
nanag Muni, dari Trowulan, menyampaikan pola pikirnya mengenai nilai liuhur dalam saresehan budaya Nilai Luhur Kesuksesan dengan Jiwa tenang dan Bahagia di Biimasakti Farm, Claket, Pacet.-andung - disway mojokerto-
Berikutnya, Dahlan mengatakan, sejak kecil, kita semua diajarkan agar tidak ‘kemrungsung’ daam menjalani hidup ini. ‘’Jangan sampai pinya keinginan berlebihan dan mencapainya serba cepat dan terburu-buru,’’ tuturnya.
Karena diajarkan untuk hidup tidak ‘kemrungsung’, apakah itu yang menyebabkan kita tidak maju. ‘’Apakah ajaran leluhur yang melarang kita kemrungsung, yang mengajarkan kita harus nrima ing pandum, yang mengajarkan kira harus sumeleh, itu membuat kita tidak maju,’’ sahutnya.
Dahlan mengaku merenungkan hal itu ketika mengalami kanker hati stadium 4 dan menjalani operasi ganti hati. ‘’Ketika itu dokter mengatakan umur saya tiggal 6 bulan dan tidak ada obat yang bisa menyembuhkan,’’ tambahnya.
Saat itulah dia banyak merenungi hidup, untuk apa selama ini kerja keras siang malam kalau ternyata akhirnya sakit yang bahkan dokter menyatakan tidak ada obatnya. ‘’Saat itu saya merenung apakah saatnya saya sumeleh, nrima ing pandum, karena dokter sudah menyatakan tidak ada obat dan umur saya tinggal 6 bulan,’’ paparnya.
Endah Koeswantoro, lady rocker gaek Surabaya yang mendalami budaya juga hadir dalam saresehan budaya di Bimasakti Farm, di Desa Claket, Kecamatan Pacet, Jumat 20/12/24 malam-andung - disway mojokerto-
Saat itu saya juga berpikir apakah ada kemungkinan jalan untuk sembuh. ‘’Saya tidak memikirkan jalan untuk sembuh, tapi memikirkan mungkinkah masih ada jalan untuk sembuh. Saya memikirkan mungkin, karena memang tidak ada kepastian apakah bisa sembuh atau tidak, Yang pasti, saya akan mati. Jadi saya memikirkan jalan untuk mungkin sembuh,’’ tuturnya.
BACA JUGA:219 Personel Gabungan Siap Amankan Natal dan Tahun Baru 2025 di Kota Mojokerto
Kemudian dokter mengatakan ada jalan, yakni harus ganti hati. ‘’Yakni hati saya diganti dengan hati orang lain yang meninggal. Saya kemudian berpikir apakah itu menjamin saya hidup. Tentu tidak ada yang menjamin, tapi dari pasti mati menjadi mungkin hidup. Jadi saya bergerak dari pasti mati menjadi kemungkinan mati atau kemungkinan hidup,’’ lanjutnya.
Setelah 2 bulan kemudian ada kabar donor hati yang bisa dipasangkan. ‘’Saat dibawa ke ruang operasi, saya tidak sempat lagi berdoa panjang agar operasi berhasil,. Akhirnya saya hanya bisa berdoa kalau memang saya mati, matikan, kalau hidup, hidupkan. Saya hanya bisa pasrah,’’ tuturnya.
Beberapa jam kemudian operasi selesai kemudian Dahlan sadar. Meskipun demikian, dokter tetap menyatakan jangan gembira dulu karena bisa saja dia nanti mati atau besok. Hanya saja, dia terus merenung, apakah dia ‘kemrungsung’ ketika memutuskan untuk menjalan operasi ganti hati.
Ir joko, yang menyampaikan uneg-uneg pada saresehan budaya Nilai Luhur Kesuksesan dengan Jia=wa tenang dan Bahagis di Bimasakti Farm di Desa Claket, Pacet-andung - disway mojokerto-
‘’Saya hanya merasa dalam posisi saya hanya berusaha. Tidak ada perasaan harus hidup. Jadi posisi sumeleh saya terjadi saat memasuki ruang operasi. Kalau memang mati, matikan, kalua hidup, hidupkan,’’ sahutnya.
BACA JUGA:Pemkab Mojokerto Dorong Peningkatan Mutu Layanan BLUD Bidang Kesehatan
Kita punya ajaran jangan kemrungsung, harus sumeleh, dan seterusnya. Founder Disway itu kemudian menyebutkan terus merenung tentang kondisi masyarakat saat ini. Saat ini penduduk Indonesia sebanyak 270 juta. Dari angka itu ada 120 juta yang tidak lagi miskin.
Angka 120 juta orang itulah yang bertekad tidak mau miskin lagi, itulah yang menggerakkan ekonomi. ‘’Saya sebenarnya ingin dalam 10 tahun yang tidak miskin ini naik 20 juta orang,’’ sahutnya.
Penjelasan Panjang lebar Dahlan Iskan mendapat banya tanggapan dari para pelestari budaya yang hadir dan diskusi berlangsung gayeng. Bahkan ada tataran mengenai bahagia, yakni tidak sekedar mengenai ekonomi.
Bahagia adalah tercapainya keinginan. Dan bahagia bisa ditingkatkan setelah satu keinginan tercapai kemudian bergerak untuk mencapai keinginan lain yang lebih tinggi. Selainitu, agar tidak kemrungsung tapi tetap maju, harus bisa move on.
Sumber: