speedcash banner
ACI OJOL BANNER

Kampung Mojokoncot Sebuah Sisa Peradaban, yang Tersembunyi Menantang Waktu

Kampung Mojokoncot  Sebuah Sisa Peradaban,  yang Tersembunyi Menantang Waktu

Kampung Mojokoncot yang dihuni hanya beberapa jiwa-Foto : You tube Mojokerto TV-

Mojokerto, diswaymojokerto.id – Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, ada sebuah sudut di Kabupaten Mojokerto yang seolah membekukan waktu.

Kampung Mojokoncot, dengan julukannya sebagai "kampung hilang" atau "kampung tersepi di Indonesia", menyimpan kisah unik tentang kehidupan masyarakat yang memilih untuk hidup jauh dari keramaian.

Terletak di Desa Kedunggede, Kecamatan Dlanggu, akses menuju Mojokoncot bukanlah perkara mudah.

Jalan setapak yang sempit dan jembatan bambu yang rapuh menjadi satu-satunya penghubung kampung ini dengan dunia luar.

Kondisi geografis inilah yang membuat Mojokoncot seakan terisolasi dan menjadikannya sebuah misteri tersendiri.

Pada awalnya Kampung Mojokoncot memiliki nama asli Desa Tampingrejo, namun nama itu diubah setelah warga mulai pindah dan kampung ini jadi sunyi.


Satu-satunya jembatan yang sudah mulai rapuh untuk menuju Mojokoncot-Foto : You tube Mojokerto TV-

Mengapa Disebut Kampung Hilang?

Penyebab utama mengapa Mojokoncot ditinggalkan penduduknya adalah akses yang sangat terbatas.

Jembatan bambu yang menjadi satu-satunya akses menuju kampung ini tidak memungkinkan kendaraan roda empat untuk melintas.

Hal ini tentu saja menyulitkan mobilitas penduduk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti membawa hasil pertanian ke pasar atau membawa anak-anak ke sekolah.

Selain itu, minimnya fasilitas umum seperti listrik, air bersih, dan jaringan komunikasi juga menjadi faktor pendorong warga untuk berpindah ke daerah yang lebih mudah diakses.

Namun, di balik kesulitan hidup, masih ada beberapa keluarga yang bertahan tinggal di Mojokoncot. Mereka memiliki alasan tersendiri untuk tetap tinggal di kampung halaman, seperti kuatnya ikatan keluarga dan rasa nyaman dengan lingkungan sekitar.

BACA JUGA:Libur Panjang Akhir Bulan, 181 Bus di Terminal Mojokerto Diperiksa

BACA JUGA:Ratusan Bibit Bambu Ditanam di Jalur Pendakian Gunung Penanggungan Via Ngoro Mojokerto

Kisah di Balik Kampung Tersembunyi

Masyarakat Mojokoncot memiliki cerita turun-temurun tentang kampung mereka. Dulunya, Mojokoncot adalah desa yang ramai dengan penduduk.

Namun, seiring berjalannya waktu, banyak warga yang memilih untuk pindah karena berbagai alasan. Meskipun begitu, semangat gotong royong dan kearifan lokal masih terjaga dengan baik di kalangan masyarakat yang tersisa.

Kehidupan di Mojokoncot sangat sederhana. Warga menggantungkan hidup pada hasil pertanian dan peternakan.

Mereka hidup berdampingan dengan alam, jauh dari hiruk pikuk kota. Meskipun demikian, mereka tetap mengikuti perkembangan zaman dengan cara mereka sendiri.

Beberapa warga muda sudah mulai menggunakan telepon seluler untuk berkomunikasi dengan kerabat yang tinggal di luar kampung.

Kampung ini minim aktivitas warga. Tidak ada lalu lalang sepeda motor maupun mobil layaknya di perkampungan pada umumnya.

Rumah-rumah warga juga dibiarkan terbengkalai, dengan kondisi dipenuhi semak belukar.

Bila berkeliling di Kampung Mojokoncot saat ini hanya tersisa empat rumah dengan kondisi yang memprihatinkan. Rumah-rumah tersebut mayoritas rusak dan hancur.

Khalik menjelaskan alasan warga mulai meninggalkan kampung sejak tahun 1971. Menurutnya alasan warga meninggalkan kampung ini karena aksesnya tersembunyi.

Selain itu, akses lainnya dibelah sungai besar, dan tidak ada jembatan. Saat ini warga yang tersisa berinisiatif membangun jembatan bambu ala kadarnya sebagai penghubung.

“Ke sini nggak ada jalannya, jadi pada pergi. Dulu jembatan bambu belum ada,” kata Kholik.


Tinggal beberapa rumah sekitar empat rumah di Mojokoncot-Foto : You tube Mojokerto TV-

Potensi dan Tantangan

Mojokoncot memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi desa wisata. Keunikan budaya, keindahan alam, dan suasana yang tenang bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mencari pengalaman berbeda.

Namun, pengembangan wisata di Mojokoncot harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak keaslian kampung ini.

Tantangan terbesar dalam pengembangan Mojokoncot adalah infrastruktur. Pembangunan jalan dan jembatan yang layak menjadi prioritas utama.

Selain itu, perlu adanya program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup warga dan mengembangkan potensi ekonomi lokal.

Kholik berharap ada perhatian terkait akses menuju kampungnya, sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Dia hanya ingin jembatan bambu itu dibangun dengan kerangka besi yang kuat dan tahan lama.

Baginya tak masalah jembatan di atas Sungai Judek itu hanya bisa dilalui sepeda motor. Sebab Mojokoncot sudah terlanjur ditinggalkan penduduknya.

"Mohon pemerintah membantu besi untuk kerangka jembatan. Yang penting kerangkanya kuat. Panjang jembatan 17 meter, ketinggian 19 meter. Karena sekarang jembatan sudah goyang," jelasnya.


Masyarakat Mojokoncot hidup dan bergantung dari hasil pertanian-Foto : You tube Mojokerto TV-

Pelajaran dari Mojokoncot

Kisah Mojokoncot mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan dan kelestarian lingkungan.

Meskipun pembangunan sangat penting, kita tidak boleh melupakan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal. Mojokoncot juga menjadi pengingat bagi kita untuk selalu menghargai kekayaan budaya dan keanekaragaman hayati yang ada di negeri ini.

Dengan segala keterbatasannya, Mojokoncot tetap berdiri kokoh sebagai saksi bisu perjalanan waktu. Kampung tersembunyi ini menyimpan sejuta cerita yang menginspirasi kita untuk merenungkan makna kehidupan yang sesungguhnya.

 

Sumber:

b