Ancaman ''Cancel Culture'' di Era Digital Menjadi Pertanggungjawaban Sosial

Media sosial yang menjadi kritik dan penyebaran secara cepat sehingga berdampak pada reputasi-Foto : Pinterest (Salmaa)-
Butuh waktu lama untuk kembali bangkit, dengan menyelesaikan semua urusan baru kembali ke publik. Dari sejumlah cancel culture yang pernah terjadi, tentu ada cerita yang diberikan di mana terdapat tuduhan yang diberikan publik tanpa ada kebenarannya.
memicu reaksi keras dari warganet yang berujung pada seruan cancel culture -Foto : Pinterest (Salmaa)-
Hal ini perlu dicermati sebelum menilai atau menghakimi seorang public figure, dan penting untuk mencari tahu kebenarannya dan memahami konteks dari apa yang dilakukan atau dikatakan.
Cancel culture ini menimbulkan beberapa pertanyaan dari sekian banyak kasus yang ada di Indonesia, dengan cancel culture ini yang hanya sering ditujukan ke artis atau selebriti.
Namun pejabat korup jarang menerima itu, karena banyak yang mengalami kerugian dan lebih berdampak kepada masyarakat, namun tidak terjadi cancel culture.
BACA JUGA:Cegah Penyakit HIV dan AIDS, Puluhan Napi di Mojokerto Ikuti Penyuluhan Pola Hidup Sehat
Meskipun cancel culture sering ditujukan kepada artis atau selebriti, pejabat korup jarang menerima perlakuan yang sama, padahal tindakan mereka lebih merugikan masyarakat.
Oleh karena itu, penting untuk mencari tahu kebenaran dan memahami konteks sebelum menghakimi seseorang, serta mempertimbangkan apakah respons yang diberikan sepadan dengan kesalahan yang diperbuat.
Sumber: