CJH Tertua Tahun ini Berusia 107 Berasal dari Pamekasan

Ilustrasi jamaah haji tertua-Foto : Elsa Fifajanti-
Surabaya, diswaymojokerto.id - Calon Jemaah Haji (CJH) tertua asal Jawa Timur pada musim haji tahun 2025 ini, berasal dari Kabupaten Pamekasan. Asrama Haji Embarkasi Surabaya mencatat CJH tersebut berusia 107.
Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur Akhmad Sruji Bahtiar mengatakan, jemaah lansia masuk ke dalam kategori risiko tinggi sehingga akan mendapat pendamping khusus untuk mempermudah pelaksaan ibadah haji.
“107 tahun yang tertinggi dari Pamekasan, yang termuda 18 tahun ada di Probolinggo dari Kecamatan Pakuniran,” kata Akhmad Sruji Bahtiar Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur di Asrama Haji Surabaya, Jumat 25 April 2025
Kakanwil Kemenag Jatim, Akhmad Sruji Bahtiar menjelaskan, urutan keberangkatan jemaah haji yang terbagi dalam tujuh wilayah kerja (wilker-Foto : Humas Kanwil Kemenag Jatim-
Sruji mengatakan total jemaah haji lansia di Jawa Timur jumlahnya sekitar 1.700 orang yang berasal dari sejumlah kabupaten/kota. Jumlah jemaah lansia itu hampir sama pada pelaksanaan haji 2024 kemarin yang mencapai 1.758 orang.
“Yang lansia ini sekitar 1.700-an dari 35.152,” ujarnya.
Selain itu hasil pemantauan Kanwil Kemenag Jatim di sejumlah ditemukan jemaah haji yang memiliki risiko tinggi karena faktor usia maupun penyakit bawaan seperti kolestrol, asam urat, dan darah tinggi.
BACA JUGA:Prof Ignatia Martha Hendrati, Guru Besar Ekonomi Internasional Penggagas Countertrade
BACA JUGA:ASN Formasi 2024 Kabupaten Mojokerto Terima SK Pengangkatan
Sruji mengatakan, salah satu wilayah yang tercatat memiliki jemaah haji dengan risiko tinggi berasal dari Kabupaten Probolinggo berjumlah sekitar 70 persen.
“Kemarin kebetulan saya ngisi dan Probolinggo ternyata risti (risiko tinggi) nya itu 70 persen. Dari 800 jemaah, ada 500 sekian, ada risti karena lansia, ada risti karena penyakit bawaan,” ujarnya.
Rakor penyusunan keberangkatan jemaah haji 2025-Foto : Humas Kanwil Kemenag Jatim-
Karena tingginya angka jemaah dengan risiko tinggi di sejumlah daerah, Sruji menegaskan bahwa petugas pendamping untuk lansia harus menjalankan tugasnya dengan baik.
Sruji juga menyebut, tidak menutup kemungkinan kabupaten selain Probolinggo juga memiliki jemaah risiko tinggi dengan angka 70 persen dari total kuota jemaah.
Sumber: