banner hari pahlawan 2024 TJiwi Kimia

Candi Watesumpak Mojokerto, Situs Bersejarah di Tengah Persawahan

Candi Watesumpak Mojokerto, Situs Bersejarah di Tengah Persawahan

Gundukan tanah yang menyerupai punden di Candi Watesumpak-Fio Atmaja-

Mojokerto, mojokerto.disway.id  - Candi Watesumpak Mojokerto merupakan salah satu situs bersejarah yang terletak di Dusun Watesumpak, Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. 


Akses jalan menunju Candi Watesumpak-Fio Atmaja-

Situs ini ditemukan warga sekitar tahun 2008 dan diekskavasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) sekarang jadi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Jawa Timur wilayah XI pada tahun 2022. 

Situs ini memiliki struktur bata berdenah persegi dengan ukuran panjang 8,9 meter dan lebar 4,4 meter. Situs ini juga memiliki ornamen motif geometris di dindingnya dan beberapa objek peninggalan sejarah, seperti batu pipisan, fragmen lumpang, bata kuno, fragmen bakalan kepala arca, bata bermotif ukel, bata relief, dan lingga.


Candi Watesumpak berada di bawah empat makam-Fio Atmaja-

Situs Candi Watesumpak Mojokerto berada di tengah persawahan yang sangat luas. Pengunjung yang datang ke situs ini akan dimanjakan dengan pemandangan hijau nan asri. 

Namun, pengunjung disarankan untuk datang ke situs ini saat musim kemarau, karena jika musim hujan, jalan yang dilalui akan berlumpur dan sulit diakses. Selain itu, pengunjung juga harus menghormati situs ini sebagai cagar budaya yang memiliki nilai sejarah dan keagamaan.


Candi Watesumpak yang ditemukan warga di bawah makam-Fio Atmaja-

Menurut Kuswari, juru pelihara (jupel) situs ini, Candi Watesumpak Mojokerto dulunya hanyalah gundukan tanah tingginya kurang lebih 10 meter dan dipenuhi pepohonan yang besar. 

“Di atas gundukan tanah itu terdapat empat makam yang dipercaya warga sekitar sebagai punden atau makam tandak. Makam tersebut dinamakan makam Mbah Surobenco, makam Mbah Surodipo, makam Mbah Surodiman, dan satu lagi makam penandak,” ucap Kuswari, Minggu (29/10/2023).

Kuswari menceritakan bahwa ayahnya, almarhum Pairin, merupakan orang yang pertama kali menemukan struktur candi pada tahun 2008. Saat itu, ayahnya sedang menggali tanah di depan gundukan tanah sebelah timur untuk membuat bata merah. 

“Tanpa sengaja, ayah saya menemukan struktur bata yang memanjang dan relief candi. Kemudian bersama warga setempat mencoba menggali sebagian gundukan tanah itu dan melaporkan temuan itu ke BPCB Jawa Timur,” ujarnya.

Pada tahun 2022, BPCB Jawa Timur akhirnya melakukan ekskavasi situs ini selama 10 hari, yaitu tanggal 17-26 September 2022. Hasil ekskavasi menunjukkan bahwa situs ini merupakan candi yang menghadap ke barat dan berada di atas tanah yang agak tinggi dari areal sekitar. 


Situs memiliki ornamen geometris di dindingnya-Fio Atmaja-

Sumber:

b