Salah Satu Program Smart Governance Paling Diminati di Kota Mojokerto : Curhat Ning Ita.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat memaparkan capaian kinerja pemkot dalam Implementasi Kota Cerdas 2023 -Foto : Istimewa-
Mojokerto, Mojokerto.disway.id – Walikota Mojokerto Ika Puspitasari atau yang biasa disapa Ning Ita mengatakan, sudah ada 10 program yang dilaksanakan di Smart Governance ini dan seluruhnya telah berjalan sepenuhnya di tahun 2023. Dari 10 program tersebut yang menarik adalah program ‘’Curhat Ning Ita ‘’. Melalui program layanan satu pintu di media sosial tersebut, warga langsung menyampaikan uneg-unegnya kepada walikota.
Hal itu disampaikan Ning Ita saat memaparkan Implementasi Kota Cerdas 2023 Kota Mojokerto dalam Evaluasi Implementasi Program Kota Cerdas (Smart City) Tahap II secara daring di Ruang Command Center, Balai Kota Mojokerto, Kamis (2/11/2023) siang.
Sebagai informasi, pelaksanaan agenda yang diselenggarakan oleh Dirjen Aplikasi Informatika, Kemenkominfo ini merupakan tindak lanjut dari Evaluasi Implementasi Tahap I di pertengahan tahun ini. Tujuannya, untuk menilai hasil implementasi program kota cerdas pada kota/kabupatenyang terpilih pada periode 2017-2022, termasuk Kota Mojokerto.
Ning Ita mengawali paparannya dengan menyebutkan sejumlah regulasi yang menjadi dasar pelaksanaan Program Smart City di Kota Mojokerto. Antara lain terdapat Perwali Nomor 28 tahun 2023 tentang Masterplan Smart City Kota Mojokerto Tahun 2023-2032, serta SK Wali kota Mojokerto tentang Pembentukan Dewan dan Tim Pelaksana Smart City Kota Mojokerto.
Walikota menjelaskan pencapaian masing-masing dimensi Smart City. Kota Mojokerto mengusung enam dimensi dalam Master Plan Smart City 2023, yaitu Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy,Smart Living, Smart Society, dan Smart Environment.
Selain Smart Governance, Ning Ita juga menyebutkan jika program-program dalam dimensi lainnya telah terealisasi 100 persen. Kecuali Smart Environment yang memiliki presentase realisasi sebesar 85,71 persen.
Berikutnya, Ning Ita juga menjelaskan beragam dampak positif dari penyelenggaraan Smart City di Kota Mojokerto. Salah satunya dalam dimensi Smart Living, membantu menurunkan angka stunting (E-PPBGM) dari 3,12 persen menjadi 2,26 persen per September 2023.
"Bahkan memiliki program Zero New Stunting Kota Mojokerto dengan integrasi dari beberapa program inovasi dan prioritas yang dibuat di masing-masing OPD pengampu," tambah Ning Ita.
Walikotabn juga mengakui jika beragam capaian positif tersebut adalah buah dari sinergi dan kolaborasi dengan banyak pihak. Tidak hanya antar perangkat daerah di dalam Pemkot Mojokerto, melainkan juga unsur lain di luar Pemkot seperti FKMS, Forum CSR, BAZNAS, PLN, Polresta Mojokerto dan pihak akademisi/ universitas. (*)
Sumber: