Kota Mojokerto Belum Bebas Stunting, Masih 1,12 Persen Penderita Stunting

Kota Mojokerto Belum Bebas Stunting, Masih 1,12 Persen Penderita Stunting

Penilaian Kinerja Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Kota Mojokerto secara daring oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Timur beberapa waktu lalu di Ruang Sabha Mandala Madya, Balai Kota Mojokerto-Foto : Kominfo Kota Mojokerto-

Mojokerto, diswaymojokerto.id Meski angka stunting di Kota Mojokerto terus menurun, namun faktanya Kota ini masih belum sepenuhnya bebas stunting. Angka stunting di Kota Mojokerto masih menunjukkan angka 1,12 persen dari 140 ribuan jumlah penduduk Kota Mojokerto. Angka ini jauh di bawah target nasional yakni 14 persen. 

Penurunan angka stunting ini mendapatkan apresiasi dari Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, khususnya jajaran Tim Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (TPPPS) Kota Mojokerto.

Wali Kota menyampaikan hal tersebut pada  Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi (Monev) Stunting Semester II Tahun 2025 yang berlangsung di Ruang Command Center Balai Kota Mojokerto, Kamis 4 Januari 2025

“Ini capaian luar biasa. Angka stunting kita tinggal 1,12 persen. Hasil ini menunjukkan kerja keras bersama dalam mempersiapkan Generasi Emas 2045 dari Kota Mojokerto,” tutur Ning Ita.


Upaya pencegahan stunting dengan memberi makanan bergizi untuk anak-anak dan balita-Foto : Istimewa-

Berdasarkan data EPPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), angka stunting Kota Mojokerto terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. 

Pada tahun 2019 angka stunting Kota Mojokerto sebesar 9,04 persen; tahun 2020 sebesar 7,71 persen; tahun 2021 sebesar 4,84 persen; tahun 2022 sebesar 3,12 persen; tahun 2023 sebesar 2,04 persen; tahun 2024 sebesar 1,54 persen; dan pada Oktober 2025 menjadi 1,12 persen.

Menurutnya, capaian tersebut tidak terlepas dari sinergi seluruh perangkat daerah yang secara konsisten menjalankan program-program pencegahan stunting.

BACA JUGA:Waspada! Nama Wabup Mojokerto Dicatut, Modus Bukti Transfer Palsu

BACA JUGA:Jaringan Internet Belum Sepenuhnya Normal, Masih 1 Provider Penuhi Kewajiban

“Kota kita kecil, hanya sekitar 140-an ribu jiwa. Justru karena kecil, kinerja harus maksimal. Tidak boleh hanya formalitas. Semua dinas harus bergerak bersama,” tegasnya.

Dengan angka stunting yang sudah sangat rendah, Ning Ita menjelaskan bahwa strategi penanganan akan berubah pada tahun 2026. Fokus tidak lagi pada penurunan kasus yang ada, melainkan menjaga agar tidak muncul kasus baru.


Balita stunting mendapat bingkisan susu dan makanan sehat dari Korpri Pemkot Mojokerto-Foto : Kominfo Kota Mojokerto-

Intervensi akan diarahkan pada pemenuhan gizi balita, remaja, serta kelompok usia dewasa, didukung program prioritas nasional yang mulai berjalan pada 2025 seperti MBG. 

Sumber: