Gas Metan dan Cuaca Panas Picu Kebakaran TPA Randegan Mojokerto

Kamis 14-09-2023,09:23 WIB
Reporter : Fio Atmaja
Editor : Sujatmiko


MOJOKERTO, mojokerto, Mojokerto.disway.id - Tempat pembuangan akhir (TPA) Randegan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto terbakar sejak Jum'at (8/9/2023). Hingga kinii belum sepenuhnya padam. Sekretaris Daerah Kota Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo menyebut penyebab kebakaran itu dipicu dari gas metan dan cuaca panas.

“Kebakaran di TPA Randegan terjadi tanpa tindakan pembakaran sengaja. Gas metan yang dihasilkan dari tumpukan sampah dan suhu yang tinggi akibat proses pengomposan menjadi faktor pemicu kebakaran ini,” ucapnya, Rabu (13/9/2023).

Gaguk menjelaskan, bahkan, suhu di dalam sampah yang terbakar dapat mencapai 200-300 derajat celsius atau lebih. Titik api lebih mudah terlihat pada malam hari, sementara pada siang hari terhalang asap tebal.

“Karena kondisi cuaca yang panas dan sampah ada gas metan disertai panas yang tinggi akibat proses pengomposan, membuat sampah bisa terbakar sendiri tanpa ada yang membakar,” katanya.

Disinggung soal praktik open dumping yang terjadi di TPA Randegan, ia mengatakan bahwa di Kota Mojokerto ini sudah ada bank sampahnya yang mengolah terkait sampah tidak bisa terurai.

“Dibank sampah biasanya sampah yang tidak bisa terurai seperti plastic akan dijadikan kerajinan, bukan hanya itu aktivitas bank sampah juga membuat kompos dari sisa sampah organik,” ujarnya.

Perlu diketahui, open dumping merujuk pada praktik pembuangan sampah atau limbah secara sembarangan dan tidak teratur di tempat pembuangan akhir tanpa ada perlakuan apapun.

Menurutnya, memang kapasitas pengelolaan sampah dengan kapasitas sampah itu kan tidak sebanding. “Jadi nantinya pengelolaan sampah perlu di optimalkan lagi, nantinya DLH Kota Mojokerto akan mengevaluasi lagi tentang pengelolaan sampah kedepannya,” terangnya.

Gaguk menambahkan, terkait penanganan terakhir upaya memadamkan api dengan menambah 10 unit damkar dan mobil suplai air. PMK dari berbagai wilayah seperti Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Jombang, Sidoarjo, dan Gresik bergabung dalam upaya pemadaman.

“Proses pemadaman dilakukan secara intensif dengan pembagian tugas dalam tiga shift berbeda, pagi, siang, sore, dan malam. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar pembasahan tidak terputus,” ujarnya.

Selain itu, juga didatangkan ekskavator untuk melokalisasi sampah yang terbakar dengan membuat parit di sekeliling sampah yang terbakar supaya tidak terjadi perluasan area yang terbakar.

Menurutnya, api terjadi baik di permukaan maupun di dalam tumpukan sampah, sehingga proses pembasahan dilakukan dengan menyiram air dari atas permukaan dan menyuntikkan pipa ke dalam gunungan sampah. "Langkah ini efektif mengurangi intensitas api yang terlihat," tuturnya.

Dampak dari kebakaran ini mencakup asap yang bergerak sesuai arah angin. Ketika angin bergerak ke arah barat, warga di sekitar daerah Perumahan The Suam Residen tersebut menjadi terdampak. “Jumlahnya sekitar 70 hingga 90 KK, nanti kita cek lagi,” tuturnya.

Gaguk menambahkan, untuk mengatasi dampak kesehatan, telah didirikan dua posko medis dengan dokter, perawat, dan ambulance yang siap memberikan pelayanan. Sejumlah warga yang mengeluhkan masalah kesehatan telah diberikan pertolongan di posko tersebut.

Selain itu juga didirikan dapur umum dengan menyediakan 1.250 bungkus makanan untuk relawan yang bertugas dan warga terdampak. “Makanan kita bagikan pagi, siang, dan malam,” tukasnya

Kategori :