Mojokerto, mojokerto.disway.id - Pasangan suami-istri asal Desa Pohjejer, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, berhasil berkreasi dengan membuat aneka pot bunga berbahan limbah serabut kelapa. Buang Irawan (50) bersama istrinya Apsari Kartika (38) bisa meraup omzet puluhan juta rupiah setiap bulannya dari hasil kerajinan tangan buatannya.
Berbagai motif dan bentuk pot bunga mampu dibuat oleh pasangan suami-istri tersebut. Mulai dari bentuk kerucut, setengah lingkaran dan bulat, bahkan dalam sehari mereka bisa membuat 100 pot bunga serabut kelapa yang biasa terpasang di teras dan tembok rumahnya.
Proses pembuatan pot bunga dari serabut kelapa ini tak butuh waktu lama untuk dibuat, meskipun membutuhkan ketelatenan dalam merangkai sabut kelapa. Waktu dibutuhkan sekitar 15 hingga 30 menit dapat menyelesaikan satu pot bunga, tergantung ukuran dan jenis kerumitannya.
Pasangan suami-istri ini sudah menekuni kerajinan pot bunga dari serabut kelapa sejak tahun 2019 lalu. Ide pembuatan pot bunga ini berawal saat Buang berjualan kelapa di pasar Pohjejer, melihat banyaknya limbah kulit kelapa kerap menumpuk di depan lapaknya. Buang akhirnya mulai memikirkan suatu ide bagaimana caranya untuk memanfaatkan limbah tersebut.
“Awalnya saya berfikir bagaimana cara untuk membuangnya, mengingat sebagian kulit kelapa diambil oleh orang untuk kayu bakar. Mulai sejak saat itu, akhirnya saya bersama istrinya mencoba iseng - iseng membuat pot bunga dari serbut kelapa yang diperoleh dari hasil limbah sisa jualan kelapanya dan memaksanya untuk membeli mesin pengurai serabut kelapa,” kata Buang, Selasa (19/9/2023).
Dari keisengannya tersebut, kerajinan pot bunga buatannya banyak diminati, namun karena tak bisa merawat mesin ketika terjadi kerusakan, akhirnya Buang menjual mesin pengurai sabut kelapa. Buang kini mengandalkan kiriman dari teman di Madura untuk memenuhi serabut kelapanya.
“Dari hasilnya, ya lumayan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Omzet didapat bisa sampai 20 juta rupiah setiap bulan. Satu pot bunga dijual seharga 15 hingga 25 ribu rupiah. Tak jarang saya mendapat pesanan dari pelanggan, dengan ukuran pot bunga cukup besar yang saya jual 200 ribu rupiah,” ujarnya.
Untuk pemasaran, selain di pasarkan ke sekitaran Mojokerto, ia juga menjual pot bunganya ke luar kota, seperti ke Surabaya, Malang, Sidoarjo dan Yogyakarta.
“Kerajinan pot bunga ini selain mengurangi limbah kulit kelapa juga bisa meningkatkan kreativitas dan pendapatan masyarakat,” pungkasnya.