Dalam pembersihan itu pihaknya menggunakan tali yang diikatkan di bagian perut kemudian dikaitkan ke badan candi. Hal itu sebagai pengaman agar petugas tetap selamat kalau terpeleset saat membersihkan di ketinggian.
BACA JUGA:Satu Lagi Terobosan Tjiwi Kimia, Polybag Ramah Lingkungan !
Diakui, selama ini untuk membersihkan di ketinggian memang belum ada pelatihan khusus. Sehingga pihaknya hanya mengandalkan keberanian petugas pembersih.
Sedangkan untuk penggunaan peptisida, pihaknya harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Unit Konservasi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur. Hal itu untuk mengantisipasi agar obat yang digunakan membersihkan tidak membahaykan candi.
''Tanpa ada koordinasi dengan Unit Konservasi dikhawatirkan justru akan menyebabkan kerusakan candi. Untuk tahun ini, pembersihan masih dilakukan yang pertama. Terakhir pembersihkan dilakukan pada bulan November 2023 lalu,'' tambahnya.
Candi Brahu merupakan candi tertua di wilayah Trowulan. Hal utu didasarkan pada prasasti Alasantan yang ditemukan tidak jauh dari Candi Brahu.
Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Raja Mpu Sindok pada tahun 861 Saka atau 939 Masehi yang isinya menyebutkan nama sebuah bangunan suci yaitu Waharu atau Warahu. Nama inilah yang diduga sebagai asal nama Candi Brahu. (*)