Mojokerto, mojokerto.disway.id - Program National - Kaizen Goes to School (N - KGTS) yang diinisiasi PT. Toyota-Astra Motor terus menginspirasi para guru dan pelajar di seluruh Indonesia, salah satunya penerapan program Kaizen di SMKN 1 Mojokerto.
N - KGTS merupakan kegiatan berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam penyelesaian masalah, dan tahun ini melibatkan sekitar 85 sekolah dari berbagai daerah.
Peserta N - KGTS terdiri dari guru dan pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Mereka memiliki kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan berbagi pengalaman dari industri, pemimpin, karyawan, dan para ahli dalam berbagai aspek problem solving.
Peserta tidak hanya mendengarkan teori, namun mereka juga diajak untuk melakukan problem solving secara nyata di lingkungan sekolah mereka masing-masing.
Rangkaian kegiatan N - KGTS ini berlangsung sangat panjang, mulai kegiatan sosialisasi pada 12 November tahun 2022. Kemudian dilanjutkan dalam kegiatan pelatihan mulai 19 November sampai 14 Januari 2023. Output dari pelatihan tersebut berupa proposal project Kaizen dajukan masing masing sekolah.
Kepala Sekolah SMKN 1 Mojokerto Abadi menjelaskan bahwa sekolah mereka aktif terlibat dalam program ini. Mereka membentuk tim Kaizen fokus pada beberapa masalah, termasuk penanggulangan jam kosong selama proses pembelajaran, pengurangan sampah plastik, dan penanggulangan siswa terlambat.
Dengan kerja keras dan kerja sama dari seluruh warga SMKN 1 Mojokerto project Kaizen dapat dijalankan dengan baik. Pertemuan dan koordinasi tim SGA dilakukan secara rutin untuk melihat perkembangan dan mendiskusikan masalah yang ada hingga di tentukan solusi pemecahannya.
"Dari 3 proposal dikirimkan ke Tim N - KGTS Toyota Astra dan setelah melalui serangkaian seleksi pada18 Maret 2023, SMKN 1 Mojokerto dinyatakan sebagai sekolah dengan proposal terbaik dari 85 sekolah yang menjadi peserta NKGTS tahun 2023," terang Abadi, Senin (2/10/2023).
Abadi mengatakan, penanggulangan jam kosong ini dimulai dengan pengamatan dan analisis data tim Kaizen. Mereka menentukan akar penyebab masalah yang utama, seperti kurangnya sistem pemantauan kehadiran guru, kekurangan kegiatan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), serta SOP guru Piket yang tidak efektif.
"Selanjutnya, tim Kaizen merancang langkah-langkah penanggulangan meliputi membangun sistem monitoring kinerja guru berbasis aplikasi, pelaksanaan kegiatan 5R, evaluasi dan perbaikan SOP Piket Guru, serta pelaksanaan coaching dari kepala sekolah," ucapnya.
Hasilnya sungguh membanggakan, di mana jumlah jam pelajaran kosong selama jam ke-5 berkurang secara signifikan, dari 14 kelas yang kosong hingga tidak ada kelas kosong pada jam pelajaran tersebut.
"Ini salah satu contoh nyata bagaimana pendekatan Kaizen dapat memberikan perubahan positif dalam dunia pendidikan," tuturnya.
Setiap proses yang dilakukan tim SGA dalam menyelesaikan masalah yang ada harus selalu berpegang pada 8 langskah proses sesuai dengan TBP (Toyota Bisnis Proses).
Beberapa kontes untuk bisa menarik perhatian peserta juga dilakukan NKGTS, misalnya setiap awal zoom meeting dan akhir kegiatan dilakukan Pre - Tes dan Post - Tes yang berhadiah. "Setiap kegiatan diikuti, tim SMKN 1 Mojokerto hampir selalu menjuarai," bebernya.