Ainul Yaqin, dari Jual Es Campur, Mengajar, sampai Jadi Anggota DPRD

Senin 09-09-2024,15:44 WIB
Reporter : Dimas
Editor : Andung

Mojokerto, Diswaymojokerto.id – Ada yang menarik dari Ainul Yqin, S.T, M.Pd, anggota DPRD Kabupaten Mojokerto yang baru dilantik 26 Agustus lalu. Perjuangannya sampai akhirnya menjadi anggota DPRD sama sekali tidak diduga.

Ainul Yaqin lahir di Mojokerto 42 tahun lalu itu adalah seorang akademisi di Universitas Pesantren Abdul Chalim di Desa Bendungan Jati, Kecamatan Pacet. Uniknya, untuk mencapai jenjang pendidikan dan menjadi tenaga pengajar di perguruan tinggi pesantren itu juga sama sekali tidak diduga.


Ainul Yaqin, dari berjualan es, ngajar, sampai jadi anggota DPRD-dimas dkk - disway mojokerto-

‘’Niat saya waktu kecil dulu hanya ingin bisa kuliah. Itu saja, sama sekali belum punya gambaran untuk menjadi guru, apalagi jadi dosen,’’ katanya kepada Disway Mojokerto.

Masa kecil Ainul Yaqin juga dihabiskan di desanya, Bendungan Jati, Kecamatan Pacet. Sekolah pun, dia mengenyam pendidikan di MI Al Hikmah di Desa Bendungan Jati.

BACA JUGA:Hadiri Saresehan Budaya, Dahlan Iskan Ajak Jalani Hidup Tidak ‘Kemrungsung’

BACA JUGA:Absen di Liga 3 2023, 4 Klub Sepak Bola di Mojokerto Disanksi Peringatan dari Asprov PSSI

Setelah lulu dari MI, dia baru ‘keluar kandang’ dengan masuk MTsN Mojosari. Kemudian melanjutkan jenjang Pendidikan berikutnya di SMKN 1 Pungging, Kecamatan Pungging.

Usai menyelesaikan Pendidikan di SMKN 1 Pungging, sebenarnya Ainul Yaqin ingin melanjutkan ke jenjang berikut. ‘’Saya ingin kuliah,’’ tambahnya.


Ainul Yaqin menuturkan pengalamannya dan perjalanan hidupnya sampai menjadi anggota DPRD-Daimur Rafi dkk - Disway Mojokerto-

Hanya saja, karena kondisi ekonomi keluarganya tidak memungkinkan dia menikmati bangku kuliah pada saat itu. Akhirnya, untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, dia pun mencoba mengadu nasib di luar kota.

‘’Saya pernah bekerja di bidang kerajinan logam atau besi. Tapi itu tidak lama karena ternyata saya tidak cocok bekerja di tempat itu. Saya Cuma bisa bertahan 1 bulan’’ tuturnya sambal tersenyum.

BACA JUGA:Rumah Warga di Mojoanyar Mojokerto Terbakar, Satu Orang Alami Luka Bakar

BACA JUGA:Terserempet Bus di Mojokerto, Pemotor asal Bojonegoro Tewas

Dia pun kemudian mencoba peruntungan nasib dengan bekerja di tempat pembuatan teralis kap lampu di Waru, Sidoarjo. Namun di tempat kerjanya yang baru itu dia juga tidak bisa bertahan lama.

‘’Saya hanya 6 bulan bekerja di tempat itu,’’ sahutnya.

Perjuangan mengadu nasib tak hanya sampai di situ. Ainul bahkan pernah mengadu nasib di Surabaya. Di Surabaya, dia bahkan pernah menjalani nasib dengan ikut berjualan es di Surabaya.

Perjuangan keras di Surabaya dijalaninya selama sekitar 1 tahun. Setelah itu dia pindah ke Tanggulangin, Sidoarjo. Di Sidoarjo inilah keinginannya untuk melanjutkan pendidikan ke bangku kuiah makin membuncah.

BACA JUGA:Peringati HUT ke-76 Polwan, Personel Polres Mojokerto Kibarkan Bendera Merah Putih di Gunung Pundak

Karena itu, sambil bekerja, Ainul Yaqin juga melanjutkan Pendidikan S1 di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Di Umsida, dia mengambil program studi Teknik Elektro dan lulus 2009.

Tampaknya perjuangan kerasnya kemudian berbuah manis. Keinginannya terus kuliah melanjutkan Pendidikan ke jengan lebih tinggi pun tersbeut dijalani. Kebetulan juga saat itu, di desanya, Bendungan Jati, sudah ada perguruan tinggi yang juga mempunyai jenjang pendidikan S2, yakni Institut KH Abdul Chalim.

Di situ dia menempun pendidikan S2 pada program manajamen Pendidikan Islam. Selama kuliah, keinginannya berkiprah di duni Pendidikan kemudian tumbuh.

Karena itu, setelah menyelesaikan pendidikan S2, dia memulai karirnya di dunia Pendidikan dengan mengajar di Hikmatul Amanah sebagai guru komputer. Karirnya di dunia Pendidikan pun makin meningkat karena pada 2012 dia diangkat sebagai waka kurikulum sampai tahun 2020 dan diangkat sebagai Kepala Mts Hikmatul Amanah.

BACA JUGA:DPRD Kabupaten Mojokerto Tetapkan Fraksi Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Kerja keras dan pengabdiannya di dunia Pendidikan tampaknya menarik perhatian Prof dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah. Tahun 2021 dia kemudian didaftarkan sebagai kader partai politik dan saat itu Nasdem yang menjadi pilihan.

Melihat pptensi pada Ainun Yaqin, akhirnya pada 2022, dia pun makin mendapat perhatian sampai akhirnya dia dipercaya untuk maju sebagai calon anggota legislatif pada pemilu serentak. ‘’Alhamdulillah saya lolos menjadi caleg dan terpilih menjadi anggota legislatif sampai kemudian mengikuti pengambilan sumpah dan janji bersama teman-teman yang lain akhir Agustus kemarin,’’ tuturnya.

Semangatnya untuk melanjutkan pengabdian kepada masyarakat dengan terjun di dunia politik pun makin meningkat. Karena itu, dia pun berusaha semaksimal mungkin menjalankan amanat yang sudah diberikan kepadanya.

Kategori :