Mojokerto, Mojokerto.disway.id - Galian C di kawasan hutan di Dusun Jabung, Desa Lebak Jabung, Kecamatan Jatirejo, ditentang warga. Buntutnya, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mitra Wana Sejahtera di Desa Lebak Jabung, justru menerima pengharagaan Kalpataru tingkat provinsi.
Kok Bisa? Hal itu karena kegiatan yang mengeksploitasi batu andesit dan pasir di kawasan Lembah Selo Malang bisa mengancam keberadaan mata air di daerah tersebut.
Ketua LMDH Mitra Wana Sejahtera, Desa Lebak Jabung, Achmad Yani, mengatakan, pihaknya memang mencegah orang –orang mengekploitasi batuan andesit dan pasir di Lembah Selo Malang. ''Karena di situ menjadi daerah - daerah sumber mata air,'' katanya, Selasa (5/9/2023).
Dia juga menyebutkan bahwa selama ini, bersama masyarakat, LMDH melakukakan reboisasi. ''Hutan-hutan yang gundul kami tanami, kami hijaukan lagi. Karena itu kami juga aktif mencegah penggundulan hutan, dengan dalih apapun,'' sahutnya.
Apalagi ada kegiatan yang dinilai sangat merusak lingkungan, seperti galian c di Lembah Selo Malang. ''Lembah itu wilayah tangkapan air, wilayah sumber mata air. Kl ada eksploitasi batu andesit dan pasir, daerah itu akan rusak,'' tegasnya.
Penghargaan Kalpataru disambut gembira para pengurus LMDH Mitra Wana Sejahtera-Fio Atmaja-
Konsistensi memegang komitmen itulah yang membuat Achmad Yani dengan LMDH Mitra Wana Sejahtera-nya menerima penghargaan tertinggi bidang lingkungan hidup itu. Bahkan, untuk menentang galian c di tempat itu, Achmad Yani bersama beberapa anggota LMDH nekad jalan kaki ke Jakarta untuk menemui Presiden Jokowi, melaporkan masalah mengenai galian itu.
Penghargaan Kalpataru yang diperoleh LMDH Mitra Wana Sejahtera yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di Dusun Jabung, Desa Lebak Jabung, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, memang membanggakan. Betapa tidak. Di tengah maraknya galian c, masih ada pihak yang berjuang dengan keras mempertahankan dan memperjuangkan lingkungan.
Seperti diketahui, maraknya galian c di wilayah Kabupaten Mojokerto sudah menyebabkan rusaknya lingkungan. Bahkan di wilayah Desa Kunjoro Wesi, Kecamatan Ngoro, tiap tahun mengalami kekurangan air bersih.
Desa yang di kelilingi kegiatan eksploitasi batu dan pasir itu setiap tahun membutuhkan bantuan air bersih.
Nah, berbeda dengan wilayah Kecamatan Jatirejo, yang warga beberapa desanya aktif menentang galian c. Saat ini wilayah Kecamatan Jatirejo masih aman dari kekurangan air bersih.
Seperti yang ditunjukkan LMDH Mitra Wana Sejahtera. Dengan kegigihan mempertahankan dan menjaga lingkungan, LMDH ini meraih penghargaan Kalpataru tingkat Provinsi Jawa Timur kategori Pelestari Fungsi Lingkungan Hidup 2022. (*)